"Lukamu udah mulai kering," ucapku seraya membersihkan luka Banyu, yang kini jauh lebih baik daripada hari sebelumnya. Nanah dan aroma tidak sedap sudah hilang, kemerahan yang berada di sekitar luka sayat itu pun berangsur memudar, kini aku hanya menunggu jaringan luka itu benar-benar menyatu.
Banyu mengangguk tanpa ada kata yang keluar dari bibirnya, justru dia menatapku begitu lekat, aku berpaling salah tingkah. Ucapan kembarannya saat itu masih terngiang-ngiang di kepala, seolah yang dilakukan Kayro padaku saat itu akan memengaruhi Banyu.
"Oke, aku mau ke Tata," pamitku menunjuk Rianita yang duduk sendirian di bawah pohon mangga pekarangan rumah dengan pagar besi.
Sebelum aku pergi, Banyu menahan lenganku. "Nanti ... ada yang mau kuomongin."
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください