webnovel

Chapter 01. Skill Berpedang

Sesampainya dirumah, aku bergegas pergi ke kamar mengistirahatkan tubuhku. Yah itu hanyalah alasan supaya aku sendiri.

'Clik'

Aku masuk ke kamarku, tidak lebih tepatnya pemilik tubuh ini. Padahal aku tidak pernah masuk ke kamar ini, tapi di dalam otakku merespon bahwa ini adalah kamarku sendiri. 'Bagaimanapun juga aku dan pemilik tubuh sebelumnya, pikiran kita telah menyatu'

Pikir ku begitu, namun kenyataannya tidaklah segampang itu. Fakta sebenarnya adalah pemilik sebelumnya telah mati dan aku orang yang bereinkarnasi ke tubuh ini mengambil alih seluruh tubuh dan pikirannya. 'heh bukankah ini seperti perampasan paksa'

Aku merebahkan tubuhku di atas kasur yang sedikit keras selagi mengucapkan kata 'status'

~•~

Nama : Richard

Level : 1

Title : Utusan Dewa

Garis kekuatan : Api, air, tanah, udara

Strength : 10 Agility : 10

Defense : 5 Intelligence : 5

Skill : Penguatan tubuh (lv1) Penguatan serangan (lv1) Kecepatan (lv1)

~•~

Betapa terkejutnya aku melihat sebuah layar biru muncul persis seperti game MMORPG yang kumainkan. 'Seperti mimpi menjadi kenyataan'

Selama hampir berjam-jam aku menyibukkan diri dengan menatap layar biru didepanku. Selama waktu tersebut aku memahami semua skill yg ku punya.

[Skill Penguatan tubuh]

Yang aku pahami dari skill ini, saat digunakan bisa membuat defense ku meningkatkan sampai 20%. Tak hanya itu, skill ini juga bisa meningkatkan fungsi kelima indra ku secara signifikan.

[Skill Penguatan Serangan]

Untuk satu ini, aku kurang yakin berapa persen peningkatannya. Namun dikatakan bahwa skill ini dapat meningkatkan daya serangku dan meningkatkan chance serangan ke area vital.

[Kecepatan]

Untuk skill terakhir ini cukup sederhana, yaitu untuk meningkatkan kecepatan dan juga meningkatkan reflek tubuh untuk menghindar.

"Dan jika kalian tahu, aku adalah satu-satunya orang yang memiliki garis kekuatan semua tipe" Ucapku tertawa seperti sedang kemasukan setan.

'kruuk~'

"Ah sial aku lapar"

....

"Akhirnya kamu keluar nak, mamah sangat mengkhawatirkanmu. Selama berjam-jam kamu diam dikamarmu"

Benar saja, aku sudah berjam-jam lamanya dikamar. Sudah sewajarnya seorang ibu khawatir. "Aku tidak apa apa,bu. Mari kita makan aku sangat lapar" balasku sedikit menjelekkan wajahku saat perutku berbunyi.

"Ahahaha baiklah baiklah, ayahmu sudah menunggu kita di ruang makan"

Segera aku dan ibuku berjalan ke ruang makanan, disana aku melihat seorang pria muda duduk sambil makan. 'Di-dia! Apakah dia ayahku!? Sial bagaimana bisa wajahnya setampan itu!"

"Oh ini dia anakku satu-satunya, Kemarilah nak ayahmu ini akan menyuapimu" Ucapnya sambil menepuk-nepuk kursi kosong.

"Ayah! Aku sudah dewasa sekarang aku bisa makan sendiri, hmph!" Balasku yang marah padahal aku sendiri kurang yakin kenapa aku marah. "Eh? Tidak seperti biasanya"

.....

Aku makan dengan lahapnya bersama kedua orang tuaku. Saat di tengah-tengah acara makan malam itu, secara tak sadar air mataku keluar dengan sendirinya. Sensasi dimana seluruh keluarga berkumpul dan makan bersama, itulah yang aku rasakan. Sudah lama sekali tidak pernah merasakan hal seperti ini.

"Eh? Anakku kenapa kamu menangis? Apakah makanannya tidak enak?" Ucap ibuku dengan sigapnya mendekatiku lalu memelukku. "Tidak bu, aku- mataku hanya kemasukan debu" Aku berbohong tentang mataku kemasukan debu.

"Kamu tidak bisa membohongi ibumu ini"

"Apakah kamu diganggu lagi oleh anak-anak kepala desa sialan itu lagi!" Tanya ayahku yang membuat raut wajah marah. "Besok pagi ayahmu ini akan mengajarimu skill berpedang"

'Berpedang?' Saat aku mendengar perkataan ayahku, aku sedikit penasaran. Secara diam-diam aku mengecek informasi milik ayahku. 'maafkan aku ayah, walaupun ini terlihat tidak sopan'

~•~

Nama : Daniel

Level : 34

Garis kekuatan : Api, tanah

~•~

"Woah apakah ayah adalah seseorang yang memiliki dual garis kekuatan!?" Ucapku polos yang murni ketidak sengajaan. Aku tidak mengetahui akibat apa jika seseorang mendengar ucapanku tadi.

"Sshh!" Ibuku langsung menutupi mulutku secara tiba-tiba. "Anakku, dengar ya jangan pernah mengatakan hal-hal seperti itu lagi di depan banyak orang"

"Tapi kenapa? Bukankah memiliki garis kekuatan ganda itu langka?" "Itu memang benar, garis kekuatan ganda adalah hal yang langka bahkan di kerajaan kita ini hanya memiliki 5 orang saja"

"Namun jika pihak kerajaan mengetahui bahwa ayahmu ini pengguna dual garis kekuatan, maka pihak raja akan datang menemuiku dan memaksaku untuk menjadi pasukan mereka. Jadi jangan pernah mengatakan hal-hal seperti itu lagi, mengerti!"

"Ba-baik ayah"

....

Suasana tiba-tiba terasa hening saat sebelumnya aku berteriak bahwa ayahku pengguna dual garis kekuatan. Aku masih merasa bersalah karenanya, namun sepertinya ayahku sudah memaafkannya.

"Tapi anakku, bagaimana kamu bisa mengetahui bahwa ayahmu ini memiliki dua garis kekuatan. Seingatku aku tidak pernah memberitahukanmu" Ayahku melihat ke arahku dengan tatapan penasaran, dan aku kali ini terpojok karena kata-kataku sendiri.

Apakah aku harus berkata bahwa ada sebuah layar biru muncul memberikan sebuah informasi orang lain? Tidak itu tidak mungkin.

"Se-sebenarnya ayah, aku memiliki skill yang membuatku bisa melihat informasi orang lain" Balasku menunduk sedikit ketakutan.

"Apa!? Apakah itu benar nak? Apakah kamu memiliki sebuah skill!?" Teriak ayahku semangat mendekatiku. "I-ya ayah"

"La-lalu apakah kamu memiliki skill lainnya?" Aku tidak mau menjawabnya sekarang, karena akan membuat orang tuaku kebingungan. Bagaimana tidak, tubuh ini awalnya tidak memiliki skill dan garis kekuatan sama sekali. Lalu apa yang terjadi jika seseorang mengetahui bahwa tubuh ini sekarang memiliki skill dan garis kekuatan yang bahkan tak hanya satu tapi semua garis kekuatan.

Aku langsung memasang wajah ketakutan supaya ayah berhenti bertanya. "Sudah cukup suamiku, apakah kamu tidak melihat betapa takutnya dia padamu"

"Ugh maafkan aku, aku terlalu bersemangat mendengar anakku akhirnya memiliki skill"

Ayahku duduk kembali ke kursinya dan menghabiskan makanannya. "Baiklah Richard anakku, habiskan makanan mu lalu tidurlah" Ucap ibuku dengan suara lembutnya.

....

Berselang beberapa menit kemudian, aku dan kedua orang tuaku selesai makan malam. Ibuku pergi membereskan peralatan makan, sedangkan aku bergegas pergi ke kamar setelah selesai makan.

"Baiklah besok ayahmu akan mengajarimu skill berpedang, jadi jangan sampai telat, mengerti!" "Baik ayah!"

Dengan wajah bahagia aku berjalan ke kamar, perasaan tak sabar menggebu-gebu di tubuhku.

"Aku sudah tak sabar menunggu hari esok, betapa kerennya jika aku lihai memainkan pedang seperti di film-film, hehe hehehe" Aku tertawa seperti orang bodoh yang sangat mendambakan kekuatan. 'ah aku seperti chunnibyou saja'

Akhirnya aku segera menutup mata dan berusaha tidur. Namun itu tak sesuai yang aku pikirkan,

"Siall!! Kenapa aku tidak bisa tidur!!" Teriakku.

"A-ada apa anakku? Kenapa kamu berteriak?"

次の章へ