Helena mengusap wajah sembabnya, wanita itu berdiri dari duduknya barusan.
Ini sudah tengah malam, namun sang anak tak kunjung menunjukan batang hidungnya. Itu yang Helena tangisi semenjak tadi, tak ada orang yang mau membantu dirinya, apalagi di waktu-waktu sunyi seperti ini. Semua orang tengah bergelut dengan alam mimpinya, namun tidak termasuk dengan dirinya.
Helena melangkah gontai namun memaksakan diri untuk terlihat baik-baik saja, mendekati pintu yang sedari tadi memberikan suara ketukan.
Siapa yang bertamu tengah malam seperti ini?
Apakah dia si penagih hutang?
Atau seseorang yang memiliki simpati untuk menghentikan tangisannya dengan cara seperti ini?
Helena mengambil kunci kemudian, sebelum membuka pintu itu sekali lagi Helena mengusap wajahnya takut-takut masih ada jejak air mata di sana, menarik napas kemudian menghembuskannya.
Ceklek!
"Siap-"
"Ibu!"
Bruk!
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください