"Maaf, aku sedang ada urusan penting," dalihnya.
"Bohong! Kamu 'kan yang menghapus ingatan Ibu dan teman-temanku? Apa itu karena kamu tidak mau menemui mereka? Kenapa?"
"Yena, aku tidak bisa sembarangan memperlihatkan diriku pada orang lain. Kamu sendiri tau aku ini apa, bukan?"
Yena memberungut.
"Aku tau, terus kenapa kalau kamu bukan manusia? Kita akan hidup bersama, setidaknya kamu harus saling kenal dengan keluargaku, 'kan?"
Lucifer mengangkat sebelah alisnya. Apa maksudnya berekspresi seperti itu?
"A-ah maaf, apa aku berpikir terlalu jauh yah?" Yena menekuk pundaknya. Sepertinya Lucifer tidak pernah berpikir sampai 'hidup bersama'.
"Tidak, bukan begitu. Aku ingin bersamamu, tentu saja. Hanya saja ... yah, aku perlu waktu untuk menghadapi ibumu." Lucifer berdehem ringan.
Yena tersenyum menggoda.
"Kenapa? Kamu gugup, ya?" Ia mencolek hidung pria itu.
Lucifer terlihat tegang. "Sudahlah. Ini sudah malam, cepat pulang sana. Jangan mampir ke mana-mana lagi."
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください