Puluhan pajuri berpedang serentak berlompatan ke dalam arena, hendak menyerang La Mudu. Namun, belum lagi kaki mereka menyentuh bumi, Dewa Na’e dan Dewa Ngoja langsung menghadang mereka dengan serangan berpedang yang cepat dan mematikan. Tebasan pedang keduanya langsung merontokkan beberapa pajuri berpedang.
Betapa kagetnya dan geramnya La Afi Sangia melihat kedua petingginya itu ikut membantu Pendekar tapak Dewa. Darahnya langsung mendidih. Dengan tanpa pikir panjang, manusia yang merupakan dirajanya jawara di seantero Kepulauan Tenggara itu langsung mencabut tombok yang ada di hadapannya, dan diawali dengan teriakan nyaring, tubuhnya meluncur dengan cepat ke arah La Mudu.
Sang murid Dato Hongli segera meraih salah satu pedang yang bertebaran di sekitarnya dan menjemput serangan penguasa Sangiang itu dengan gerakan yang tak kalah cepatnya. Dan...
“Heaa...!!”
Trang...!!
Trang...!!
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください