webnovel

Tuan dan Pelayan (2)

編集者: Wave Literature

Semua orang di ruangan itu terkejut oleh pernyataan Zhao Youlin. Mereka tak menyangka, bahwa wanita yang sebelumnya pendiam dan seorang pengecut sekarang berani berbicara seperti itu.

Kepala pelayan itu juga sama terkejutnya. Memastikan yang dilihatnya dan berhenti sejenak menatap wanita di depannya. Ini adalah pertama kali dalam hidupnya dia menghadapi Nyonya yang sekarang menjadi bagian keluarga Mu.

Kepala pelayan itu telah bersama Tuan Mu sejak dia masih sangat muda. Tidak berlebihan jika mengatakan bahwa dia telah menyaksikan Mu Tingfeng tumbuh menjadi seorang pria dewasa. Sayangnya, suami kepala pelayan itu telah meninggal lebih dari dua puluh tahun yang lalu, mereka juga tak memiliki anak. Sejak saat itulah, dia tidak menikah lagi dan memilih membesarkan Mu Tingfeng, satu-satunya anak dalam keluarga Mu, yang sudah dia anggap sebagai cucunya sendiri.

Dia tahu lebih baik daripada siapapun bagaimana Nyonya itu menggunakan trik untuk mendapatkan posisinya saat ini. Karena itu, bukan hanya para pelayan yang membenci nyonya itu. Bahkan, dia juga memandang rendah dirinya. Dia merasa bahwa dia tidak layak untuk Tuan Muda yang dia besarkan sendiri, terutama setelah dia melihat sikap wanita itu terhadap cucu Tuan Mu. Dia semakin yakin bahwa wanita itu sama sekali tidak pantas mendapatkan tempat di keluarga Mu. Oleh karena itu, dia menutup mata terhadap para pelayan ketika mereka menunjukkan pembangkangan padanya berulang kali.

Hal yang membuat kepala pelayan tak pernah menghormati wanita itu adalah kenyataan bahwa sebagai seorang wanita dari keluarga terpandang, dia hanya bisa merengek atas ketidaksopanan pelayan terhadapnya. Dia tidak memiliki martabat sebagai Nyonya rumah di keluarga ini. Apalagi saat dia melampiaskan amarah kepada anaknya, itu benar-benar….

Tapi hari ini... kepala pelayan itu melihat Nyonya di depannya dengan aura yang sangat berbeda dari sebelumnya, berbicara dalam hati dan memikirkan. 'Mungkinkah setelah seseorang hampir menghadapi kematian, sifatnya bisa berubah hingga menjadi orang yang berbeda?'

Melihat bahwa kepala pelayan itu tidak menanggapi setelah beberapa saat, Zhao Youlin mengangkat sebelah alisnya, dan berkata sambil tersenyum: "Ada apa, Apakah Anda pikir Saya telah melakukan kesalahan?"

Kepala pelayan tersentak dari lamunannya dan menyadari bahwa wibawanya telah hilang di hadapan Nyonya itu, lalu dia segera berkata: "Tentu saja tidak, Anda adalah istri Tuan Muda. Jika Tuan Muda tidak ada disini, maka Anda lah yang berhak membuat keputusan Nyonya."

Zhao Youlin tersenyum, dia memandang kepala pelayan dan menjawabnya dengan sopan: "Jarang melihat anda begitu bijaksana, kepala pelayan. Para pelayan yang dipekerjakan oleh keluarga Mu dimaksudkan untuk melayani tuan rumah. Tidak peduli pelanggaran apa yang telah dilakukan oleh tuannya. Hal itu bukan alasan bagi seorang pelayan tak menghormati tuannya. Tapi hari ini, pelayan ini dengan berani memperlakukan saya dengan tidak hormat, bahkan nantinya pelayan lain juga akan mengikuti. Takutnya, mereka tidak hanya akan tidak menghormati saya tetapi juga tuan rumah yang lain. Apakah benar begitu, kepala pelayan?"

Begitu Zhou Youlin mengatakan hal itu, para pelayan yang pernah melakukan hal sama pun seketika berubah ekspresi wajahnya

Sementara itu, kepala pelayan yang diajukan pertanyaan, hanya bisa mengedipkan matanya. Namun senyum tetap terlihat di wajahnya seraya mengangguk dan menjawab: "Anda benar, Nyonya."

Sudut bibir Zhao Youlin melengkung ke atas, dan merasa puas. Dia mengangkat pandangannya dan mendengar suara yang menandakan penjaga keamanan yang datang dari luar. Kemudian, dia berkata sambil menyeringai: "Kenapa kamu belum mengusir pelayan itu? melihatnya saja sudah merusak pemandangan."

Para penjaga keamanan saling melirik dan ragu-ragu. Rupanya, mereka tidak yakin apakah harus mematuhi perintah dari Nyonya-nya.

Melihat hal ini, ekspresi Zhao Youlin tetap tenang, dengan sedikit melontarkan kalimat kejam, dia berkata: "Ada apa? Apakah kalian juga ingin diusir keluar sepertinya?"

Para penjaga keamanan terkejut. Kemudian mereka menyadari bahwa kepala pelayan juga ada di dalam ruangan dan sama sekali tidak menghalangi apa yang diperintahkan Nyonya itu. Mereka lalu menyeka keringat dingin mereka dan berlari ke arah pelayan dengan tergesa-gesa.

Baru pada saat itulah, pelayan yang terduduk di lantai itu menyadari betapa gawatnya situasi saat ini. Dia segera bangun dan menangis panik: "Tidak…tolong jangan usir saya nyonya. Nyonya…saya salah, saya tidak akan mengulanginya lagi, saya janji tidak akan pernah mengulangi kesalahan itu lagi. Nyonya, ayah saya sudah tiada, dan ibu saya sakit hanya terbaring di tempat tidur selama bertahun-tahun, saya juga memiliki beberapa adik yang masih harus bersekolah. Saya sangat membutuhkan pekerjaan ini, saya mohon jangan usir saya, jangan usir saya dari keluarga Mu!"

次の章へ