Bab 84
Nirmala menghabiskan malam itu bersama Bryan dengan menonton acara sepak bola kegemaran keduanya. Meski Nirmala seorang perempuan, dia ternyata menggilai dengan permainan itu. Bryan beberapa kali mencuri pandang terhadapnya.
Mata bulat indah, dengan senyum yang mengembang, rambut panjang menggelombang, membuat Bryan hilang kesadaran akan perasaan terlarang.
Bibir mungil yang tidak banyak berkata, buku mata lentik, tebal dan terbalik membuat wajahnya terlihat hampir sempurna, sorot mata tajam kuat melihat layar televisi berukuran besar.
Aroma wangian yang perempuan itu tebarkan, seolah membuat jiwanya terbang ke atas awan.
"Oh astaga, lagi-lagi aku melamunkan Kak Nirmala," gumamnya.
Sontak suara keras dari teriakan Nirmala menyadarkan lamunannya.
Bryan terkikik saat mendengar suara Nirmala yang berteriak-teriak keras, karena meluapkan kekesalannya pada pemain yang di dukungnya, mereka gagal mecetak goal.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください