webnovel

Berhasil Membuat Nirmala Hancur

Bab 10

"Kalian lihat gadis didepan bartender itu? Memakai baju selutut dan memakai cardigan merah bergaris" Tanya Lea pada dua temannya yang pemabuk.

"Ya Lea, aku melihatnya." Jawab Salah satu diantara mereka.

"Dia cantik juga Lea. Boleh gak aku mencicipinya juga?" Lagi dia bertanya.

"Sembarangan kamu! Aku cuma ingin kalian mengajaknya minum malam ini campurkan serbuk obat tidur ini untuknya. Cepat lakukan! Bayaran nanti kalau pekerjaan kalian sudah selesai." Suruh Lea.

"Baik. Laksanakan!" Jawab keduanya dan berjalan santai ke arah Nirmala

Sementara Nirmala masih celingukan mencari Lea tidak bisa menemukan adiknya itu. Bartender juga tidak melihatnya.

Dua pria itu duduk disamping Nirmala. Dan menawarinya minum.

"Malam... sendirian saja nih", sapanya mulai-mula.

"Kak, mau tanya apa kakak melihat gadis difoto ini ?" Tanya Nirmala menunjukkan foto Lea diponselnya.

Pria itu pura-pura memperhatikan wajah gadis difoto itu. Dan menggelengkan kepalanya.

"Maaf aku tidak melihatnya. Kami dari sore disini. Tidak melihat cewek difoto itu. Benarkan Zidane?" Dia minta pendapat teman disampingnya Nirmala.

"Ya, kami tidak melihatnya."

Sementara Lea mengambil beberapa gambar Nirmala dari jauh. Nirmala dengan dua pria disampingnya dengan duduk berdekatan, dengan background minuman keras dibelakangnya.

"Cukup untuk membuktikan kalau dia benar-benar ditempat ini. Haha Nirmala. Tamat riwayatmu malam ini!" Lea tertawa riang.

"Minumlah dulu nanti akan kami bantu mencari adikmu," kata Zidane.

Nirmala berdiri dan menolak tawarannya. Dia bukan wanita pemabuk.

"Maaf Kak, saya tidak minum minuman itu !" Nirmala menolaknya secara halus

"Bang ambilkan minuman non alkohol untuk gadis ini!" Suruh Peter pada salah satu pria penjaga bar. Disana ada tiga pelayan.

Saat Nirmala tidak memperhatikan mereka, Peter melemparkan obat itu ke gelasnya. Dengan cepat obat itu larut dalam cairan.

"Ini Mbak, minumlah dulu. Ini tidak membuat kamu mabuk!" Suruh Zidane

Nirmala terpaksa menerima gelas itu dan meneguknya perlahan, satu dua foto lagi Lea berhasil mengambilnya.

Nirmala meletakkan gelas dimeja, dan meminta tolong kedua pria itu untuk membantunya mencarikan adik tirinya.

"Kak bantu aku menyusuri tempat ini!" Nirmala meminta tolong pada pria itu. Nirmala sangat polos, dia tidak memikirkan akibat yang lain dari tindakannya di tempat ini.

"Mari mbak, katanya di King Club ini ada beberapa kamar VVIP dan kelas menengah. Kita cari kedalam!" Jelas Peter pada Nirmala yang percaya saja ucapannya. Dan mengikuti dari belakang

Tiba-tiba kepalanya pusing, seperti berputar-putar. Tanpa menunggu lama tubuhnya jatuh lemas kelantai.

Lea segera mendatangi nya. Menyuruh Peter dan Zidane mengangkat tubuhnya memasuki kamar VVIP dan membaringkannya diranjang.

Dia melepas baju yang dikenakan Nirmala, dan membuangnya begitu saja dilantai.

Keduanya melihat dengan melongo,

"Aku harus ngapain setelah ini?" Tanya Zidane dengan wajah nakalnya mengira akan adegan yang tidak biasa yang harus dikerjakan.

"Otakmu jangan berfikir jauh ya! Aku hanya ingin kamu tidur disampingnya. Dan aku mau mengambil beberapa gambar dari kalian! Cepat berbaringlah kesana lepas bajumu!"

Lea mengatur gaya Nirmala yang indah, hingga terkesan buruk untuknya. Ditutup selimut sampai dadanya. Dan mengambil beberapa jepretan ditiap gaya.

"Sudah berdirilah. Ini bayaran untuk kalian! Pekerjaan kalian sudah selesai," kata Lea melemparkan sejumlah uang dalam amplop coklat.

"Ini bahaya untukku Lea. Wajahku akan terpampang jelas disana! Ayahmu akan mencariku," ucap Zidane takut

"Tenang saja, aku akan membuat blur wajah kalian. Agar tidak terlihat jelas." Jawab Lea dengan senyum kelicikannya.

"Lalu bagaimana dengan Nirmala?" Tanya Peter

"Biarkan saja dia disini sampai dia tersadar sendiri," jawab Lea

Zidane segera memakai bajunya. Dan bergegas pergi dari kamar itu. Menyusul kedua nya.

"Bye Nirmala, selamat bersenang-senang disana. Semoga tidurmu pulas untuk hari ini. Dan nantikan kabar hari esok yang indah. Haha."

Lea meninggalkan Nirmala sendiri disana. Dan bergegas pulang kerumah. Ditiap perjalanan pulang dia sudah tidak sabar melihat drama esok.

Sampai rumah papa dan mama mencari mereka. Sampai larut malam mereka tidak terlihat dirumah.

"Dari mana saja kamu!" Tanya Sony yang berdiri bertolak pinggang didepan pintu rumah.

Lea ketakutan, dan menjawab sebisanya agar terhindar dari amukan Papanya.

"Lea mencari Kak Nirmala Pa," jawabnya sok perduli pada keadaan Nirmala.

"Sekarang dimana kakakmu?" Lagi tanya Sony dengan ekspresi datar. Melihat dua anak gadisnya belum pulang.

"Lea tidak menemukan nya Pa. Lea khawatir pada kakak. Karena dari pulang sekolah tadi keadaanya tidak baik," jawab Lea penuh kebohongan.

"Dalam keadaan tidak baik bagaimana maksudmu Lea!" Tanya Sony

"Tadi disekolah Kakak dimarahi Bu Marisa karena tugasnya yang asal ngerjakan. Karena selama satu semester ini nilai ujian Kak Nirmala merah pa, Bu Marisa memastikan kakak tidak bisa lulus sekolah," jelas Lea cengar cengir dalam hatinya.

"Anak itu. Kenapa jadi seperti ini sekarang sangat memalukan," gerutu kesal Sony pada Nirmala.

"Coba hubungi teman-teman Nirmala Lea! Tanyakan keberadaannya dimana!" Suruh Sony dengan setengah berteriak.

"Baik Pa," jawab Lea singkat dan menghubungi beberapa teman Akrab Nirmala.

"Sudahlah Pa, sabar. Mungkin dia pergi kerumah temannya," kata Wira menenangkan Sony. Tapi hatinya tidak perduli sama sekali dengan Nirmala.

Sony masuk kedalam, duduk disofa dan sedikit merebahkan tubuhnya disana.

Memikirkan perasaan Nirmala dengan galau.

"Anak itu kenapa merepotkan sekarang, membuat khawatir orang tua saja!" Gerutu Sony dengan mengusap keningnya beberapa kali.

Lea masuk dengan wajah datar dan memberi kabar.

"Tidak satupun dari teman-teman Nirmala yang tahu keberadaannya Papa," kata Lea dengan berat hati

"Dimana anak itu?"

"Kita tunggu di kamar saja Pa!" Ajak Wira.

"Biar nanti aku dan Lea yang menunggu dia pulang. Papa istirahat saja!" Suruh Wira dengan hati berkecamuk karena geram harus menunggu gadis menyebalkan itu.

"Udah tidak perlu ditunggu. Kita tidur saja. Suruh mengunci pintu rumah sama Bi Ijah. Biar dia tau rasa sudah mau larut malam masih berkeliaran diluar!" Sony memerintahkan istri keduanya dan berjalan masuk kedalam kamarnya.

Meliaht Papanya sudah tidak tidak nampak dari pandangan mereka. Lea mendekati Wira dan menceritakan semua yang dia buat pada Nirmala sekarang ini.

Wira tertawa lepas, danenutup kembali mulutnya.

"Astaga, ide berlian kamu memang keren banget. Besok pun anak itu akan diusir dari rumah ini oleh Papamu. Hahahah." Wira sangat tidak sabar menanti hari besok.

"Ya dong Ma, Lea..." kata Lea menekan dadanya menyombongkan diri.

Keesokan harinya ...

Nirmala tersadar, dia terkejut dan melihat sekelilingnya. Dia bingung saat ini sekarang dia ada dimana. Dengan linglung dia bangun dari tidurnya.

Nirmala membuka selimut yang menutupi tubuhnya. Nirmala sangat terkejut karena mendapati tubuhnya tidak berbusana.

"Astagfirullah... Apa yang terjadi padaku?"

次の章へ