webnovel

226. Perasaan Berkecamuk

Ratu mengeluh dadanya sambil terisak, lalu kedua tangannya itu memegang kepalanya menyusur sampai rambut pucuk kepalanya, sudah kepalang menyesal akan kejadian ini. Menggeleng kepala seakan tidak percaya akan apa yang dilakukan putranya itu. Sampai tak tahu apa yang harus dilakukan dan sikap yang bagaimana yang harus ia perlihatkan kepada raja_Ayahanda Shem.

"Maafkan aku, Ibu ... ampuni aku, aku tak bisa hidup tanpa Ibu dan tanpa dia. Dua wanita tercintaku," isak Shem yang turut mengiringi.

"Aku pikir cinta diduakan oleh Ayahmu begitu menyakitkan, ternyata lebih menyakitkan diduakan oleh putranya sendiri. Kau meninggalkan I

bu dan memilih wanita lain tanpa persetujuan Ibu! Aku merasa tak kauanggap sebagai Ibumu lagi?" ucap sang ratu sangat sedih.

"Justru Shem membawanya pertama kali di hadapan Ibu adalah bentuk penghormatan Shem yang terbesar dan rasa sayangnya Shem kepada Ibu. Ibu berhak memutuskan apa pun hari ini di depan Shem! Shem akan terima," balas Shem.

ロックされた章

webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください

次の章へ