"Halo...?"
Julius sudah menutup telepon dan dari ekspresi Chintia, dapat dilihat bahwa dia tidak puas dengan hasil percakapan telepon ini. Julius adalah seorang triliuner. Chintia tidak ingin dia memamerkan kemampuannya di depan Sean. Jika tidak, pria manapun pasti akan merasa rendah diri.
Saat Chintia datang ke dapur, Sean sedang meletakkan piring dan mangkuknya ke dalam mesin pencuci piring otomatis.
Sean menoleh. Ketika melihat Chintia, dia pun bertanya, "Kamu sudah selesai menelepon?"
Chintia mengangguk, tetapi wajahnya tidak terlalu enak dilihat.
"Sean, Julius sangat mementingkan kebersihan, jadi dia tidak suka jika kapal pesiar yang kamu siapkan tidak cukup baik. Dia ingin mendatangkan kapal pesiarnya sendiri," terang Chintia, "Bisakah kita makan malam di kapal pesiarnya? Kita bisa membawa anggur mahal ke sana."
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください