la berdiri berdampingan dengan Pak Zainuddin, salah satu orang berada di desa itu. la kepala suku, sekaligus saudagar yang biasa menjadi pemborong hasil pertanian dan perkebunan warga desa. Untuk ia jual ke kota.
Dari lantai dua, Mamat mengintip dari balik pintu kamar. Kamar yang sudah berhias kain warna-warni. Ambun terlihat berbeda daripada biasanya. Ia terlihat cantik dengan pakaian berwarna merah bercorak keemasan, di kepalanya ada sunting sebagai mahkota yang juga berwarna emas. Seorang perempuan paruh baya sedang sibuk memasangkan sedikit demi sedikit pelengkap pakaiannya. Saat akhirnya selesai, Etek Kambut kini menjadi perempuan paling cantik yang pernah dilihat Mamat. Perempuan paruh baya itu keluar kamar, meninggalkan Ambun.
"Saya permisi dulu ya, Nak. Nanti kalau ada apa-apa, kamu panggil saya saja. Saya ingin membantu pekerjaan lain dulu," ucapnya.
"Iya, Mak, terima kasih." Ambun tersenyum.
la menyadari Mamat yang sedari tadi mengintip di balik pintu.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください