Berlanjut.
"Raeni tunggu kakak!"
Rihanna berteriak sembari mengejar mengejar Raeni yang merajuk di depan sana sambil membawa-bawa boneka beruang yang besar.
Walau dipanggil sekeras apapun, tetap saja Raeni tidak mau mendengarnya. Dia benar-benar kesal tampaknya hari ini.
Namun, kemarahan serta kesalnya itu berubah menjadi rasa penasaran ketika melihat seorang wanita tengah menangis terisak-isak di depan sana.
"Raeni, kamu ini kalau sudah kesal membuat kakak lelah saja," demikian kakaknya berujar.
Namun, tidak ada tanggapan dari Raeni, dan sebaliknya dia terpaku melihat wanita dewasa yang menangis tersebut.
"Kakak, lihat! Wanita itu sedang menangis, kenapa ya, kak?"
"Entahlah, kakak tidak tahu. Apa sebaiknya kita datangi saja dia dan tanyakan apa yang sedang terjadi kepadanya?"
"Aku setuju. Kasihan juga melihat dia menangis," setuju Raeni tanpa penolakan.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください