Acara makan malam yang sudah dirancang Nabila gagal total. Kini ia malah memegang senapan dan mulai menembak satu persatu musuh di luar. Namun amunisi yang makin menipis membuat mereka kebingungan. Bajra memiliki banyak senjata, tapi tidak untuk peluru. Dan senjata tanpa peluru itu suatu kebodohan. Senjata ini memang koleksinya sejak dulu, tapi karena kehidupannya yang aman - aman saja sejak tinggal di sini, membuatnya tidak kembali menyetok amunisi seperti biasanya. Ia sering memakai senjata hanya untuk menembak tikus atau babi hutan.
"Kita kehabisan peluru, bagaimana dong?" tanya Nabila yang bersembunyi di balik sofa. Musuh masih menghujani mereka dengan ratusan peluru. Berdiri sedikit saja, maka nyawa mereka taruhannya.
"Kita harus pergi, tapi bagaimana caranya?" Rizal menambahi. Adi menatap sebuah pintu yang ada di dekat dapur. "Nggak ada jalan keluar lain, sekalipun kita bisa keluar lewat pintu itu, tapi mereka sudah mengelilingi kita!"
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください