"Kakak balik kapan?"
["Besok, Sayang."]
Sialan!
Tak kuasa menahan diri aku pun melemparkan ponsel sejenak. Menghela nafas cukup lama sampai benar-benar bisa mengendalikan diri barulah aku mengangkat panggilan itu kembali. Rasanya seperti ada yang menusukkan belati, aku sakit tapi dia mungkin lebih buruk.
"Kak?"
Dia terkekeh. ["Kenapa sih, Tya? Kamu pengen ngomong sesuatu atau bagaimana? Aku nggak begitu suka dengan basa-basi dan kamu tahu itu."
Ya, siapa lagi yang lebih tahu mengenai kepribadiannya dibanding dengan diriku?Aku tak bisa dengan gamblang mengatakannya tapi ... Kak Jae perlu tahu segera.
"Aku mau putus."
Terdengar bunyi benda jatuh di seberang sana. Berkali-kali suara umpatan Jason, mungkin seperti biasanya anak itu akan menguping di depan kamar Kak Jae.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください