Ruri meringis kesakitan, kepalanya terasa begitu nyerri, menusuk dan membuatnya sulit membuka mata. Pemuda itu terlihat bingung dan ingin segera menanyakan apa yang terjadi, tetapi hal itu begitu sulit saat ini.
"Tidurlah, Nak. Kau sudah dua hari tak sadarkan diri. Biar ibu sediakan teh hangat untukmu," ucap Ibu yang kemudian pergi dari kamar itu.
"Kau tau, kau membuat kami takut. Aku harus berulang kali memeriksa apa kau masih bernapas atau tidak. Kami terpaksa bertahan karena takut sembarang membawamu ke rumah sakit," celetuk Dino kesal. Sepertinya keadaan Ruri membuatr bocah itu kerepotan hingga mengganggu kegiatannya.
"Apa yang terjadi. Kenapa belakangan ini kau terlalu sering mengalami hal seperti ini."
Pertanyaan Ayah membuat Ruri terdiam. Ia semakin bingung jadinya. Perlahan rasa sakit kepala itu menghilang dengan sendirinya dan ia pun bisa membuka kedua matanya lagi.
"Apa maksudmu, aku sungguh tidak mengerti," ucap Ruri.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください