Apa yang diucapkan Arkan itu memang benar, aku memang lebih bahagia hidup di desa daripada di kota, walaupun rumah di kota sangat besar bagaikan istana.
Lihat saja sekarang, rumah yang sangat besar ini benar - benar sepi, seperti tidak ada penghuninya lagi selain aku dan Arkan.
Makanya aku jauh lebih suka jika tinggal di desa, daripada di kota.
"Amaira, makan dulu yuk." Teriak Papa dari luar kamar, kebetulan pintu kamar hanya aku tutup sedikit, makanya aku bisa mendengar teriakan Papa.
Aku mengajak Arkan untuk keluar dari kamar, awalnya Arkan menolak, dia menyuruhku makan sendiri.
Tapi aku memaksanya, karena kita berdua hanya tamu, jadi aku memintanya menuruti apa yang Papa ucapkan.
Akhirnya Arkan pun dengan terpaksa mengikuti ku berjalan keluar kamar menuju meja makan.
Kulihat dimeja makan sudah ada Papa, Mama, juga Heni si pelayan yang tadi menempel sama Mama, dan dia sekarang duduk ditempat dudukku dulu, tepat di samping Mama.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください