Di dalam ruangan seperti penjara itu, Jeremy terus-menerus mengeluh kepada Pangeran Veliz lain yang dia temui. Tidak peduli berapa lama dia bertahan tapi sepertinya kesabaran pria berambut coklat tua itu sudah habis.
"Tidak bisakah kamu diam sebentar. Kamu mengoceh selama ini, telingaku sudah sangat panas dari setiap kata yang kamu katakan," kata Edward tegas kepada pria yang berada di sel yang sama dengannya.
"Bagaimana saya bisa diam ketika Anda membawakan kami jebakan baru?" menyinggung Jeremy yang terlihat sangat kesal.
Tidak lama kemudian, terdengar suara tidak jauh dari posisi mereka saat ini di dalam kurung.
Langkah kaki terdengar begitu jelas menggema di ruangan itu. Sosok Adam, Pangeran Veliz lainnya kini terlihat.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください