Pervaya Lyubov

Cyzarine menunggu Zio menjelaskan tentang Emily kepadanya. Cyzarine penasaran, tetapi ia menyimpan rapat-rapat rasa penasaran itu.

"Cyza, aku akan mengatakan beberapa hal padamu terkait dengan Emily. Aku harap kau bisa memahaminya."

Tidak ada ekspresi di wajah Zio sama sekali. Kali ini, ia terlihat sangat serius.

"Seperti yang pernah aku katakan padamu, Cyza. Bahwa kejujuran merupakan pondasi utama untuk memperkuat dan memulai suatu hubungan."

"Ya, Zio. Aku tahu."

Cyzarine terdiam. Ia mencoba mencerna setiap perkataan Zio.

Maafkan aku, Zio. Aku benar-benar tidak bisa berkata jujur padamu, batin Cyzarine menahan kesedihan.

Aku bahkan belum bisa mencintaimu seutuhnya karena cinta pertama memang sulit untuk dilupakan, lanjut Cyzarine di dalam hati.

"Kau tahu, Cyza? Emily datang ke kamar hotel kemarin malam."

Zio menatap wajah Cyzarine yang kemerahan.

"Hah?! Apa?!"

Seolah tidak percaya dengan kata-kata yang diucapkan oleh Zio barusan, Cyzarine menggelengkan kepala.