Tanpa dapat tertahankan, matanya memanas mengiringi setetes kristal bening mencuat keluar hingga jatuh membasahi pipi kokoh. Inilah bukti kuat ketika seorang lelaki meneteskan air mata, di sanalah titik terendahnya pada hantaman rasa sakit yang tidak mampu dia ditanggung.
--
Namanya juga disuguhkan pada kondisi sang kekasih, terbaring lemah, tak berdaya, seluruh badan luka-luka. Sudah tentu membuatnya dicengkeram kesedihan mendalam. Namun, yang paling mendominasi adalah rasa marah atas kekejaman, Austin.
"Lelaki iblis sepertimu memang sudah sepantasnya dilenyapkan dari muka bumi ini, Austin." Geramnya dengan kedua tangan mengepal erat seraya menguncikan tatapannya pada wajah cantik yang memucat bak mayat hidup. "Aku disini, baby. Please, buka matamu, rasakan kehadiranku, please." Ucapnya entah untuk yang keberapa kalinya, yang jelas seorang Marcello Oxforth, tak akan pernah bosan mengatakannya.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください