"Kau ini memujinya atau menghinanya?!" tanya Marlon suaranya meninggi.
"Hmm? Tentu saja aku memujinya. Meski aku dan Arya satu sekolah saat SMA, tapi aku jarang melihatnya bermain basket. Termasuk pertandingan ini, kalau tak salah aku sudah menonton Arya sebanyak 7 kali. Atau kurang? Atau lebih, ya? Entahlah. Aku tak pernah menghitungnya.
Marlon hanya mendecitkan lidah, sama sekali tak paham apa yang dikatakan Zia sejak tadi.
***
Arya menurunkan kedua tangannya setelah bola jatuh, menyentuh lantai lapangan. Skor sementara 2-0. Arya yang pertama mencetak point terlebih dulu dibanding Doni, dengan melakukan shooting dari luar garis tiga poin.
Mr. Steve dan Coach Alex hanya menepuk tangan singkat dan pelan, tersenyum lebar melihat dengan mudahnya Arya melepaskan tembakan tersebut.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください