Aku tertawa. Dia selalu tampak lebih baik ketika dia makan sesuatu—terutama sesuatu yang manis.
"Oke. Aku akan pergi dan menyelesaikan hari ini."
Aku memasuki kantor, merasa khawatir. Pintu Jackson terbuka, dan dia sedang menelepon. Aku duduk, memperhatikan tumpukan pekerjaan lain telah muncul. Satu hal yang pasti—aku tidak pernah bosan. Aku mendongak, terkejut melihat tatapan Jackson tertuju padaku. Mata kami terkunci di seberang ruangan, dan aku merasa dadaku menyempit. Tatapannya adalah panas murni. Api membelok yang menyalakan satu dalam diriku. Kenangan tentang mulutnya, tangannya, tubuhnya di tubuhku, memenuhi kepalaku. Rindu melandaku. Butuh segalanya dalam diri ku untuk memutuskan koneksi yang kuat dan melihat ke bawah. Tanganku gemetar saat membuka arsip teratas, menatapnya dengan membabi buta. Kekuatan yang dimiliki Jackson atas aku untuk mengurangi ku menjadi kumpulan kebutuhan yang bergetar ini membuat ku takut. Lalu aku mendengarnya. Suaranya memanggil satu kata.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください