"Hati-hati! Mungkin itu adalah pasukan dari doktor Foxy! Dia seorang ilmuwan yang dikenal memiliki pasukan alien parasit! Kini ia menjadi ilmuan yang sedang meneliti dan menjadikan mereka sebagai bawahannya," ungkap pria dengan sebuah pedang tombak di tangannya.
Tiga orang yang baru datang adalah pemburu alien parasit yang ingin memusnahkan semua makhluk tersebut. Karena mereka telah membuat banyak nyawa manusia melayang. Setidaknya ada dua puluh sampai tiga puluh persen manusia yang tubuhnya dikuasai oleh para alien yang menjadi parasit bagi manusia. Mereka tinggal, makan, berevolusi dan dapat berkembang biak dengan tubuh manusia yang berubah menjadi monster karena alien parasit tersebut.
Kekacauan dunia yang telah membuat pemerintah dunia menjadi kelimpungan menghadapi mereka semua. Pasalnya mereka telah lama hidup damai dengan menyatakan seluruh dunia dan memiliki satu pemerintahan yang berpusat di salah satu negara. Pemerintahan dunia bisa berganti tempat sesuai situasi dan kondisi. Karena situasi dan kondisi itu, setiap tempat tidak aman lagi. Para ilmuan berlomba-lomba untuk menciptakan teknologi atau alat untuk memusnahan seluruh alien parasit yang mengacaukan tatanan dunia dengan terornya.
Berbeda dengan ilmuan lainnya yang ingin memusnahkan para monster itu, doktor Foxy berhasil membuat mereka menjadi bawahannya. Tentu itu adalah hal yang tidak mudah. Karena dia adalah doktor gila yang memiliki teknologi tercanggih dan otaknya yang tidak bisa dibandingkan dengan ilmuan lainnya.
"Rencana dokter Foxy, tidak ada yang mengetahuinya. Namun kita harus berhati-hati saat berhadapan dengannya. Kita sebaiknya tidak ikut campur urusannya. Mungkin lebih baik kita harus hati-hati."
"Tidak, Pak Tua! Lihatlah ..." ucap wanita itu sambil menunjuk ke arah Ken yang terkena tombak yang ditembakkan olehnya. "Kurasa aku mengenali makhluk itu. Apalagi dengan darah merahnya yang tidak biasa. Mungkinkah itu pria yang kita temui tempo hari?"
"Kamu benar, Naoki. Namun belum tentu itu pria yang sama, yang kamu sukai, bukan?" ujar Matt yang menyela ucapan Naoki. Ia tahu betul sikapnya pada Ken sebelumya. Tapi ia juga kasihan jika melihat pria yang bernama Ken itu mati ditangan anak buah doktor Foxy.
"Ciihh! Siapa juga yang menyukainya? Aku hanya akan mengikuti tuan Hidethosi seumur hidupku!" Naoki hanya menyukai pria yang pantas menjadi ayahnya dibandingkan dengan pria yang harusnya ia sukai. Pada kenyataannya pria paruh baya itu hanya menganggapnya seorang anak. Tidak perduli dengan itu, wanita itu hanya bisa mengikuti orang itu, ke manapun berada.
"Kalaupun benar, dia harus mengikuti kita. Karena dia juga seorang ilmuan muda. Mungkin dengan kerja sama denganku, bisa mengendalikan makhluk-makhluk mengerikan itu."
"Bukankah ada doktor Foxy? Kenapa kau tidak bekerja sama dengan doktor itu? Bukankah tujuan kalian sama? Apalagi dia adalah ilmuan yang hebat. Dibandingkan dengan lelaki itu, mungkin doktor Foxy lebih bisa diandalkan," ujar Naoki. Namun tetap saja ia merasa risih dengan kehadiran monster-monster tersebut.
"Tidak, Naoki. Kita tidak bisa begitu saja mempercayai doktor gila itu. Lebih baik kita bekerja sendiri. Karena kita tidak bisa melawan ilmuan besar dengan kemampuan kita saat ini. Ku tahu reputasi buruk dari doktor Foxy. Dia seorang ilmuwan yang tidak ramah lingkungan dan tidak segan menggunakan orang lain menjadi obyek penelitiannya. Tidak segan membunuh bawahannya yang setia," terang Hidethosi kepada Naoki.
Sementara Ken yang dikendalikan oleh alien parasitnya, tertunduk dengan memegangi perutnya yang koyak. Empat makhluk itu mencari arah datangnya tombak yang hampir mengenai salah satu dari mereka. Apalagi serangan itu cukup kuat jika dilancarkan dengan hanya tangan biasa. Hanya dengan alat, bisa membuat senjata lebih cepat dari biasanya.
"Ketemu! Itu mereka di sana!" Salah satu dari anak buah doktor Foxy menunjuk ke arah di mana ada tiga orang yang sedang menaiki sepeda motor besar. "Dan mereka hanya manusia tapi dengan teknologi yang tidak kalah canggih dengan doktor Foxy."
"Ini berbahaya karena bisa mengancam doktor! Sebaiknya kita musnahkan saja mereka. Saya yakin mereka bisa dengan mudah kita pecundangi!"
"Baiklah ... kalian bertiga yang melawan mereka. Aku akan mengambil alat yang digunakan oleh makhluk ini. Mungkin ini juga berguna untuk penelitian doktor Foxy. Kalian juga harus merebut apa yang mereka punya!"
Tentu saja mereka melakukan apa yang harus dilakukan. Ketiga monster itu menuju ke arah Hidethosi dan yang lainnya. Dengan ini, mereka akan bertarung dengan senjata. Membuktikan senjata mana yang lebih hebat dari mereka.
Melihat tiga monster mendekat ke arah mereka, membuat Hidethosi dan dua lainnya bersiap. Naoki kembali menembakan senjata berupa tombak yang lebih kecil dari sebelumnya. Ia bisa menembakkan apa saja dengan senjata di sepeda motornya. Sementara Hidethosi melompat dari motor besar dan terbang dengan alat di kakinya, yang mengeluarkan roket api. Sementara Matt sendiri turun dari sepeda motor dan mengeluarkan dua kapak berukuran besar.
"Baiklah! Biarkan kita lihat, seberapa hebatnya kalian ini. Dengan senjata yang sudah diperbaharui ini, kita akan gunakan untuk mengalahkan kalian semua!" seru Matt dengan percaya dirinya yang tinggi. Meskipun tidak diperbolehkan berurusan dengan doktor Foxy, dengan membunuh makhluk-makhluk itu, bisa membungkam mulut mereka.
"Lupakan tentang ikut campur itu! Kita harus selesaikan dengan cepat! Kurasa mereka masih pasukan yang lemah!" ujar Hidethosi. Ia bisa melihat gerakan ketiga monster yang bergerak maju ke depan.
Sementara Naoki masih setia di motor besar. Sesekali ia mengambil pistol untuk menyerang. Juga menggunakan tembakan yang terpasang di kepala motornya. Dengan satu gerakan jarinya, meluncurkan proyektil peluru yang dapat menembus kulit para alien parasit. Namun karena perisai yang mereka gunakan, membuat serangan Naoki tidak mempan.
"Kalian harus hati-hati! Mereka tidak mempan peluru! Kurasa tidak mudah menembus perisainya!" ujar Naoki dengan suara lantang.
Kedua pria paruh baya itu pun mengerti. Memang teknologi dari doktor Foxy tidaklah main-main. Dengan pertahanan mereka yang keras, membuat makhluk-makhluk itu sulit untuk dikalahkan. Apalagi mereka memiliki kesadaran sebagai manusia yang lebih mengerti teknologi dibandingkan dengan alien parasit yang teknologinya masih belum maju. Hanya saja mereka memiliki kelebihan untuk menyatukan tubuh dengan inangnya.
Matt langsung mengarahkan kapak besarnya kepada salah satu dari makhluk mengerikan itu. Namun hanya mengenai dadanya yang dilapisi baja. Hanya membuat goresan kecil saja. Sedangkan serangan berikutnya, tidak mengenainya. Malahan makhluk itu melompati Matt dan berada di belakangnya.
"Kurasa ini cukup sulit dihadapi. Apalagi pergerakan mereka sangat cepat!" ujar Matt. Ia yakin serangan dari belakang telah dilancarkan oleh makhluk di belakangnya. Kemudian ia berbalik untuk menangkis serangan tersebut.
Matt terlempar ke belakang karena tenaganya saja tidak cukup untuk mengalahkan lawannya yang sangat kuat. Serangan dari pedang besar itu, mampu menghempaskan pohon terdekat. Bangunan pun menjadi roboh karena tertabrak oleh Matt yang terlempar.
"Sial! Mereka sangat kuat! Bagaimana menghadapi salah satunya saja, kekuatanku tidak cukup. Tapi ... bagaimana kau bisa mengalahkan otaku ini, hah?" Dengan percaya dirinya, Matt bangkit dan siap untuk serangan berikutnya.
***