Dewa Kegelapan Keempat tidak marah. Walaupun dirinya dicaci maki oleh lawan bicara, tapi sampai sekarang dirinya masih bisa berlaku tenang.
Sikap yang dia perlihatkan itu terlihat sangat sederhana sekali. Tapi sayang, yang sederhana itu justru tidak bisa dilakukan oleh setiap orang.
Berusaha untuk tetap tenang memang terlihat seperti sesuatu yang mudah. Namun sebenarnya, kalau kita ingin menerapkannya, maka hal tersebut justru jauh lebih susah daripada manjat ke langit.
Semua orang punya ketenangan. Tapi tidak setiap orang bisa mengendalikan ketenangan tersebut.
"Sudahlah, lupakan kejadian barusan. Aku telah memaafkanmu. Mari, kita hadapi musuh secara bersama-sama," kata Dewa Kegelapan Ketujuh berkata lebih lanjut setelah diam beberapa saat.
Ucapannya yang barusan terdengar begitu lembut. Persis seperti seorang ayah yang ingin membelai kepala anaknya. Terdengar halus, mengandung rasa kasih sayang.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください