Tak pernah terlintas dalam benak untuk membahas hari ini. Dalam dua hari lagi aku akan kembali menjadi seorang pelajar. Lebih tepatnya ke jenjang yang lebih tinggi. Dag-dig-dug rasanya jantungku membayangkan bagaimana indahnya nuansa kuliah nantinya.
Namun remuk rasanya kala mengingat bahwa ... sahabatku belum juga mengabari. Ini seperti menunggu doi. Lebih parahnya dia bukan doi. Dan bisa saja jadi doi. Doi adalah singkatan dari dia orang istimewa. Dan yang paling penting adalah aku ingin bertemu namun tak bisa.
Walaupun sudah tahu alamat rumah neneknya Feronika. Dan masih bisa mengabari lewat ponsel namun itu hanya sekadar salam sapa saja. Memuakkan sekali untuk aku dengarkan, sungguh ... rasanya benar-benar memuakkan.
Aku tak suka ketika Feronika seenaknya menyembunyikan banyak hal penting dariku. Namun sialnya terlambat, Bung! Aku tak bisa melakukan apa-apa dan mendukungnya adalah pilihan terbaik tentunya. Sesekali aku pun juga ingin menyalahkan takdir tetapi tak bisa.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください