webnovel

92.) Tungsten

Sebelumnya jam 8 di restoran.

"Sayu chan, pesanan untuk meja 8 sudah?" tanya Takanashi

"Belum, kira kira 40 detik lagi"

"Baiklah"

.

"Sayu kamu taruh mana garamnya" tanya Megumi

"Ada di meja tengah"

"Shouko chan, tetap fokus pada bagian mu membuat nasi goreng dan omelet, jangan kemana mana atau kamu akan mengacukan dapur" saran dari Souma

"Umm"

"Hmmm bisa bisanya Kyouko san menerima Shouko ya" pikir Souma

Note : Souma yang bertanggung jawab penuh atas kerjanya Shouko.

Sayu sekarang sudah lebih ahli, dia sekarang bekerja sebagai koki saus, lalu untuk Megumi bertanggung jawab akan bahan yang datang sore, sementara di pagi hari, Adachi lah yang bertanggung jawab.

Total koki sekarang ada

Adachi, Sayu, Konou, Souma, Dino, Koyo, Megumi, Satou, dan Shouko, dengan ketuanya adalah Adachi dan Sayu.

Dengan tambahan koki dan pelayanan, Kyouko san berani menambah total pesanan harian, yang mulanya hanya 1000 pcs paling banyak, di naikan ke angka 1500 pcs, itupun atas persetujuan Haruka dan kesanggupan pelayan sebab mau tak mau pastinya akan ada lembur.

Di depan para pelayan juga sangat kualahan menghadapi banyaknya pelanggan.

Note : aturan hari libur dan malam hari libur, biaya duduk lebih dari 1 jam di anggap biaya tambahan, kenaikan satu jam sama dengan bertambah 200 yen di bill, peraturan di buat 2 minggu lalu, sebelumnya banyak pelanggan yang protes, tapi untung saja kesadaran diri pelanggan ada, jadi lama kelamaan pelanggan tau bahwa bergantian itu penting, sebab mereka menunggu makanan juga tidak lama setelah memesan, jadi waktu 1 jam cukup sekali dari awal pesan hingga berakhirnya makan.

Note : Haruka sengaja tidak membuat lantai dua karena itu sangat tidak efisien, bagi pelanggan dan bagi pelayan, serta jika ada lantai dua maka akan menambah beban pelayan yang di wajibkan naik turun tangga.

Dengan peraturan pembatasan lama duduk semua pelanggan akhirnya bisa kebagian makanan.

Tapi sebab itu juga para pelayan jadi kalang kabut melayani banyak pelanggan yang memesan, tak heran jika malam minggu banyak pelayan ataupun koki yang di suruh lembur.

Di ruang istirahat staf.

"Huh ini melelahkan" ucap Maika

"Nanti kamu juga akan terbiasa kok Maika chan, tetap semangat sedikit lagi gajian" ucap Yachio

"Yachio san apa sering lembur?"

"Tidak juga, kami pelayanan rata rata hanya mendapatkan lembur 6 jam seminggu, namun jika kamu kuat lebih tidak jadi masalah, ambil contoh saja Shindou itu, dia bekerja dan ambil jam lembur 10 jam seminggu mungkin"

"Eh bukannya itu menyalahi aturan kerja?"

"Ya persetujuan ada, jika Kyouko dan Shindou sama sama sepakat aturan kerja bisa di ubah, anggap saja lembur tambahan menjadi kerja lain"

Note : kerja normal 40 jam lembur bisa jadi 46, tapi tidak ada yang tau juga selepas kerja pegawai itu kerja lagi di lain tempat atau tidak.

"Untung saja teman teman di sini baik baik"

"Haruka san yang menyeleksi ulang biasanya, kurasa dia belum mewawancarai ulang dirimu bukan?"

"Belum, tapi kami kan teman sekelas"

"Ya tidak peduli teman sekelas atau tidak, Haruka san itu seperti psikologi, dia bisa membaca kepribadian seseorang hanya dengan beberapa pertanyaan, jikalau besok kamu di wawancara olehnya jawab saja secara jujur, jangan pernah berbohong mengerti"

"Iya aku mengerti"

Satu orang masuk untuk gantian istirahat.

"Yachio san giliran mu" ucap Yui Tachibana

"Tentu, sudah dulu ya Maika chan"

"Umm"

.

"Yui san apa kamu tidak kelelahan?" tanya Maika

"Tidak, aku sudah terbiasa begini, lagipula ini bukan terburuk, restoran pernah mengalami hari lebih buruk, ya taulah sebelum pegawai baru masuk, kondisi yang sama tapi kekurangan pelayan dan koki, jika kamu kelelahan aku bisa menggantikan mu"

"Tidak usah, aku hanya butuh istirahat sebentar"

"Kamu perbanyaklah olahraga, katanya kamu juga ingin kuliah di luar negeri bukan?"

"Benar aku punya mimpi itu"

"Berusaha keras dulu sekarang, lalu petik hasil yang nikmat di akhir"

"Tentu"

.

Kembali ke dapur.

"Shouko san nasi goreng tanpa telur 2" ucap Souma

"Baik" ucap Shouko sambil mengangguk dan berbicara sedikit

.

"Uzaki san antarkan ke meja nomor 25, aku harus membersihkan toilet dulu" ucap Shindou

"Ay ay ay kapten"

Uzaki mengantarkan pesanan di meja 25.

"Silahkan di nikmati tuan dan nyonya, eh ayah ibu" ucap Uzaki

"Ara Hana chan, sudah pandai melayani ya" ucap Ayahnya

"Kalian pacaran saat malam minggu!"

"Tenanglah, kami kan juga masih muda" ucap Ibu

"Muda dari mana ibu, anakmu saja sudah kuliah"

"Ya kami tidak ingin kalah darimu yang keluar pada malam minggu" ucap ayahnya sambil mengibaskan tangan

"Akhhh aku keluar untuk kerja"

"Sudah sudah lanjutkan kerjamu sana, kami mau makan berdua dulu" ucap Ibu

"Hmzzz"

.

Sementara itu di meja nomor 16.

"Kyoko mau pesan yang mana?" tanya Miyamura

"Karage dengan onigiri saja, minumnya jus mangga"

"Baiklah"

Miyamura memencet tombol.

Akira datang dengan membawa note dan pulpen.

"Astaga dia bersinar?" pikir Miyamura smab melihat Akira.

Beberapa menit kemudian.

"Aduh" teriak Miaymura yang tercolok matanya oleh jari Hori

Akira yang melihat jadi tersenyum kecut.

"Mau pesan apa jadinya ini?" tanya Akira

"Pesan jus mangga 2, onigiri original 4, karage 2"

"Baik, mau tambahan lain? Kami ada menu uji coba yaitu ice cream mochi" tawar Akira

"Boleh pesan 2" ucap Miyamura

"Tidak, pesan satu saja dulu"

"Baiklah, tolong di tunggu sekitar 5 menit tuan dan nona"

"Tentu"

Akira kembali ke dapur untuk menyerahkan pesanan.

Penjualan menu promosi tom yum sudah sebanyak 80 porsi sementara ice cream sudah 240 porsi.

.

"Takanshi kun stok ice cream tinggal berapa untuk yang mochi" tanya Megumi

"Tinggal satu keranjang"

Note : satu keranjang kira kira ada 60 pcs.

Megumi izin ke gudang untuk mengambil ice cream dulu pada Sayu.

.

Megumi datang dengan membawa 5 keranjang lagi, dimana ini harusnya jadi stok besok, tapi mengingat usaha itu kadang laku kadang tidak, jadi jika laku sekarang ya di keluarkan sekarang.

"Takanshi kun tolong tata ice creamnya di kulkas samping itu" suruh Megumi

"Tentu"

.

"Konou san" ucap Koyo

"Apa?"

"Tolong gantikan aku sebentar, tangan ku teriris pisau"

"Eh, segera tutup lukanya, jangan biarkan darah menetes di sini"

"Iya, ini sedang ku tekan juga"

"Sana ke kamar mandi untuk mengurusnya"

"Terima kasih"

Koki lain mendengar namun profesional dalam pekerjaan harus di lakukan, jika semuanya mengerombol membantu Koyo maka pekerjaan lainya akan terhambat, jadi yang lebih dekat harus mau di mintai tolong.

.

"Higashida kamu jaga kasir tolong, aku tidak bisa" ucap Miyakoshi

"Hmm baru 10 menit ku tinggal loh posisi itu masa kamu langsung menyuruh ku lagi"

"Maaf, tapi daripada aku yang salah hitung nantinya, memangnya kamu mau tanggung jawab!"

"Kamu yang salah kok aku yang tanggung jawab"

"Kamu kan pacarku"

"Lupakan soal pacar dalam dunia kerja, sudah sana kamu layani meja nomor 3, kasir akan ku jaga"

"Nah, jadi makin sayang"

.

"Saiki san, Sakurai san pesanan 250 box sudah?" tanya Takanshi

"Kurang 12 box lagi" jawab Sakurai

"Segera selesaikan ya, jam 8.20 pelanggan akan datang mengamblnya lmungkin"

"Baik" Balas Saiki dan Sakurai

Takahashi pergi untuk kembali melayani dan memantau kondisi restoran.

.

Kembali ke Hotel.

Jam 9.30 kami sekeluarga mulai check in lalu manaruh barang bawaan di kamar hotel.

Jam 9.40 makan malam, menu ambil sendiri secara prasmanan.

"Kamu yakin bisa menghabiskan itu Saki chan?" tanya ku saat melihat Saki mengambil banyak lauk dan minum

"Ya kalau tidak habis kan ada kamu"

"Gak gak gak, mana bisa seperti itu bisa bisa aku subur nanti"

"Ya jika tidak mau, di bungkus saja nantinya lalu di bawa ke kamar"

Note : untungnya keluarga ku tidak ada yang makan malam hanya kami berdua.

"Malu maluin lah Saki chan, di kamar kan sudah ada makannya juga"

"Itu snack bukan makanan berat" ucap Saki sambil makan makananya

"Emmm ini enak" ucap Saki

"Hmmm ya sudahlah, tapi habiskan entah kamu habiskan mau jam berapa pokoknya habiskan jangan di bawa ke kamar" ucap ku

"Oke"

Beberapa menit kemudian.

"Haruka kun tolong habiskan, perut ku sudah tidak muat"

"Kan firasat ku benar" ucap ku dalam hati

"Ish dasar merepotkan, untungnya aku hanya ambil sedikit makanan ku tadi"

"Hehe jadi tambah sayang deh" ucap Saki

"Lain kali jangan di ulangi lagi"

"Iya iya, tadi kan hanya berniat coba coba menu, jarang jarang aku makan di hotel seperti ini"

"Kamu bilang jarang memangnya pernah?" tanya ku

"Ya pernah lah, waktu kelas 2 smp, walaupun hanya di hotel bintang 3 makanannya masih terasa enak"

"Oh saat liburan sekolah ya"

"Iya, liburan ku waktu itu pantai"

"Biar ku tebak, pasti kamu pasif, culun, tidak banyak bergaul, serta tidak mandi di pantai"

Saki memasang wajah horor.

"Aw aw jangan di cubit" teriak ku karena Saki mencubit perut ku

"Bisakah kamu lupakan pengalaman suram ku waktu SMP"

"Ya kamu yang cerita duluan, lagian aku hanya menebak kan kataku tadi"

"Tebakan mu terlalu benar Haruka kun!" ucap Saki lalu mencubit ku lagi

"Sudah jangan di cubit, itu menyakitkan asal kamu tau"

"Biarin"

.

Ku habiskan sisa makanan Saki yang masih tersisa setengah lebih.

Jam 10.20 makanan baru habis.

"Kamu kejam Saki chan" ucap ku

"Hehe kamu baik aku kejam jadi itu baik, kita saling melengkapi"

"Hmmzz" suara ku dengan muka kesal

"Sudah jangan kesal begitu, ayo kembali kamar aku sudah mengantuk"

"Hmmzz"

.

Di kamar.

"Astaga aku susah bergerak Saki chan tolong bantu aku" ucap ku saat akan melepas baju ku

"Jangan kebanyakan makan makanya" balas Saki sambil membantuku melepaskannya

.

"Punya istri kok nyusahin, tapi kadang nyenengin juga" pikir ku

.

Kami tidur dengan baju tidur yang kami bawa dari rumah, untuk Saki dia memakai lingerie.

"Hey Haruka kun, ranjang seperti ini terasa kurang enak atau memang ranjang di kamar kita lebih enak" tanya Saki

"Aku rasa ini memang kurang enak, tapi ya cukup nyaman juga kok, tapi kenapa kamu bisa bisanya kepikiran pakai baju tidur seksi itu Saki chan"

"Ya ini lebih nyaman untuk tidur"

Aku menepuk muka ku dengan tangan lalu mengelus keningku, bingung akan pemikiran Istriku ini.

"Gunakan saja pakian normal Saki chan, kita tidak bawa kondom kan"

"Hii pikiran mu hanya sex saja apa"

"Ya kamu memancing aku jadi terpancing itu bukan sepenuhnya salahku kan"

"Ya jangan lihat kalau begitu"

"Baiklah berarti tidak ada pelukan malam ini kan" tanya ku

"Eh tidak tidak, kamu tetap memelukku tapi jangan melihat ke arah ku"

"Lha terus muka ku harus di hadapkan ke belakang seperti burung hantu?"

"Ya langsung pejamkan mata lebih baik"

"Ish kamu merepotkan lagi Saki chan"

"Kamu risih padaku Haruka kun?" tanya Saki dengan muka serius

"Tidak, cuma ya tolong lah pahami aku, aku ini juga manusia biasa yang bisa lelah dan kesal saat keinginannya tidak terpenuhi"

"Kamu ingin main?"

"Tidak, aku terlalu lelah untuk itu, aku akan langsung tidur, selamat malam" ucap ku lalu berguling memunggungi Saki

.

Saki terdiam untuk beberapa saat.

.

"Haruka kun" panggil Saki sambil menggoyangkan lengan ku

"Haruka kun" aku masih tidak memperdulikannya

Saki turun dari kasur dan berpindah tempat ke sela sempit ruang kasur di depan ku.

"Kamu mau apa Saki chan, di sana masih luas" ucap ku dengan nada lembut

"Jangan marah aku hanya sedikit kelewatan tadi"

"Tidak ada sedikit kelewatan, kamu sudah keterlaluan Saki chan, kamu benar tidak menganggap ku suami mu, aku malah kamu perlakuan seperti anjimu yang harus menurut apa katamu"

"Kamu sampai berpikiran seperti itu? Kamu kan harusnya bebas menolak perkataan ku jikalau kamu tidak suka Haruka kun"

"Baiklah aku yang salah di sini jadi tidurlah di sisi lain kasurnya"

"Maafkan aku jika aku salah, aku hanya ingin mencoba menikmati liburan ini"

"Ya aku paham, tapi bukan kamu saja yang ingin, aku juga ingin, sudahlah jangan berdebat, aku sudah mengantuk"

"Um baiklah, selamat tidur Haruka kun" ucap Saki lalu mencium pipiku, selepasnya ia pindah kembali ke sisi ia tidur pertama

.

Jam 11 malam

Ku dengar tangisan pelan dari belakang ku.

"Biarkan saja istrimu itu sudah keterlaluan padamu Haruka kun" ucap sisi jahat

"Tidak semestinya kamu seperti itu Haruka kun, dia itu istrimu, percayalah ini hanya masalah sepele, jadi jangan membuatnya manangis"

"Jangan dengarkan dia, mungkin dia sudah di suap oleh istrimu"

"Woy, mau di suap pake apa kita ini imajinasinya saja"

"Ya dengan uang imajinasi juga lah"

.

Ku biarkan dulu selama 10 menit, sebab aku tidak ingin masuk perangkapnya lagi.

10 menit berlalu Saki masih menangis dengan suara pelan.

Hatiku yang mengatakan ini memang kesalahan ku dan tidak tega membuat otak ku merespon tubuhku untuk berbalik menghadap Saki.

Ku dekati dia lalu ku peluk.

"Sudah jangan menangis, aku memaafkan mu tapi ingatlah sekali lagi jangan perlakuan aku seperti tadi"

Saki tidak menjawab tapi menghentikan tangisanya, lalu beberapa menit kemudian terlelap dalam tidurnya.

Aku pun ikut tidur.

Jam 6 pagi.

Aku bangun duluan, kurasa Saki masih ingin tidur mengingat kemarin ia menangis cukup lama.

Aku mandi duluan setelah ganti pakian aku membangunkan Saki.

"Saki chan bangun nanti terlewat perjalanan travelnya"

"Kamu lewatkan saja tanpa aku Haruka kun"

"Ya mana bisa, kita tidak kembali lagi ke hotel ini, setelah perjalanan kita langsung pulang"

"Aku masih tidak enak padamu Haruka kun"

"Tidak enak kenapa? Aku ini orangnya pemaaf jadi jangan khawatirkan, ayo kamu segera mandi lalu sarapan di bawah"

"Kamu tidak marah lagi?"

"Tidak yank, ayo bergegas agar kita punya lebih banyak waktu untuk makan"

"Baik"

.

Jam 6.30 kami mulai sarapan.

Makanan sama prasmanan namun khusus untuk kakek dan nenek ada menu khusus agar kesehatan mereka terjaga.

Kami keluarga besar makan bersama dalam satu meja, mengobrol ataupun bercanda, khusus untuk liburan memang semua formalitas kami tinggalkan, dengan catatan orang luar tidak ada yang melihat.

"Haruka, kurasa ayah akan tetap melanjutkan proyek pesawat" ucapnya padaku

"Untuk apa juga yah, sayang uangnya jika digunakan langsung dalam penelitian besar yang mulai dari nol"

"Ya ayah punya mimpi seterusnya, yaitu membuat pesawat komersial juga, nah pesawat kargonya di gunakan untuk mengangkut bagian pesawat lain sebelum di rakit"

"Pembuatan tidak dalam satu perusahaan?" tanya ku

"Dalam satu perusahaan khusus pesawat kargonya tapi untuk pesawat komersialnya ayah rencanakan di pisah antara jepang Amerika Serikat dan Jerman"

"Ayah ada dana?" tanya ku

"Tentu saja ada, ibumu pun siap berinvestasi di dalam projek tersebut"

"Lalu aku juga perlu?" tanya ku

"Ya terserah kamu, jika masuk maka kamu akan dapat saham perusahaan anak cabang honda tapi perusahaan itu terpisah dari perusahaan utama dan berdiri sendiri"

"Ibu berniat investasi berapa banyak?" tanya ku

"500 miliar yen"

"Cukup nilai segitu?" tanya ku

"Ya jika kurang ayah ada simpanan sendiri"

"Baiklah aku akan investasi juga, tapi ayah menerima koin kripto?" tanya ku

"Ayah menerima, tapi berapa yang ingin kamu investasikan?"

"1 triliun yen atau setara dengan sebentar ku hitung dulu" ku buka kakulator pada ponsel ku

"2,3 triliun koin ayah langsung tukarkan secara sekaligus tapi ingat ya, jangan menukar lagi di hari yang sama"

"Oke ayah paham"

Ku transfer koin kripto ku pada akun ayah, ayah langsung menukarkan ke dalam yen dan di masukan dalam rekningnya.

Note : koin kripto shiba inu milik Haruka tinggal 1700 triliun lebih.

Di akhirilah percakapan ku dengan ayah secara diam diam itu.

.

Jam 8.30 kami berangkat ke Disney Miyagi.

Jam 9 kami sampai di lokasi dan langsung mulai bermain wahananya.

Tim terbagi jadi 4, aku Saki, ibu ayah, Hiyori dengan ibunya Saki dan kakek nenek, tapi khusus kakek nenek mereka di temani oleh pemandu travel kami.

.

"Haruka kun naik rollercoaster itu" ucap Saki

"Tidak, nanti kamu muntah, mending naik wahana lain"

"Hmmzz"

"Mau ku marahi lagi?"

"Hehe tidak tidak, kita coba wahana lain saja" balas Saki

"Bagaimana kalau naik gondola itu?" tanya ku

"Oke, ayo naik"

.

Kami naik gondola yang menyisiri sungai buatan, melewati beberapa trowongan yang berisi patung seram dari kartun Disney.

"Astaga ini bukan mainan anak kevil" ucap ku saat melihat ada patung yang sangat menyeramkan

"Itu bukannya bohongan?" tanya Saki

"Memang bohongan tapi patungnya itu loh yang memberikan kesan creepy bagi yang melihatnya"

"Kurasa itu biasa saja" balas Saki

"Coba buka mata mu Saki chan jangan hanya kamu pejamkan, lagipula kenapa kamu memeluk lengan ku sangat erat?"

"Itu hanya respon normal tubuh manusia, lagian kamu jangan mengatakan yang seram seram!" aku yang di marahi

Keluar dari sana sama saja habis senam jantung.

"Huh itu menyenangkan" ucap Saki

"Kamu selalu terpejam matanya oi"

"Hehe, seru loh dengar kamu teriak teriak seperti tadi Haruka kun"

"Hmm, mau lanjut kemana? Masih ada 1 jam 40 menit sebelum ke tujuan berikutnya" tanya ku

"Cari snack"

"Baiklah"

Kami berdua membeli cheese crochet dan jus strobery yang ada embel embel logo mickeynya.

"Harganya 7000 rb yen tuan"

"Ini" ucap ku sambil menyerahkan uang 10 rb yen

.

"Rasanya normal tapi harganya lumayan mahal ya" ucap ku

"Ya sebanding dan dengan tempat jualannya, ayo coba bianglalanya Haruka kun"

"Baiklah"

.

Sepanjang hari kami habiskan dengan pengalaman baru, sebab ini baru pertama juga aku pergi dengan Saki ke sendai khusus untuk liburan.

Keluarga besar ku pun juga senang tentunya, apalagi ayah ku yang telah menerima dana investasi dari ku sebesar 1 triliun yen.

Bagiku sih dulu sebelum ada apa apa aku bingung mau makan harus cari uang kemana, tapi sekarang aku malah bingung uang ku ku gunakan untuk apa. (Sultan bos)

Contohnya saat memberi investasi pada ayahku sebesar 1 triliun yen aku dengan ringan tangan langsung memberi, sebab ayahku itu orangnya contoh orang yang akan mengikuti ambisinya sampai tercapi ambisinya itu, sebelumnya ia punya mimpi terbang dengan cepat, jadi di buatlah jet mini itu, sekarang ingin pesawat kargo ya entah kapan berhasilnya, intinya sebagai keluarga kami akan saling membantu.

.

Jam 9 malam

Perjalanan wisata ke Sendai kami akhiri dengan pulang kembali ke rumah.

Di dalam mobil.

"Kalian sudah beli oleh oleh?" tanya Ibu Saki

"Sudah bu, tidak banyak, paling untuk pegawai di resto kami" balas Saki

"Ayah dan ibu tidak beli oleh oleh?" tanya ku

"Tidak, sebab Hiyori yang sudah kami suruh belikan"

"Mouuu kalian pergi kencan anaknya yang jadi korban" gerutu Hiyori

"Hahahaha tidak apa lah Hiyori chan, ayah dan ibumu kan jarang punya waktu untuk liburan, walaupun bisa bersama di rumah tapi sebenarnya mereka juga bekerja" ucap Kakek

"Dengar kata kakek tuh Hiyori chan, ayah kan memang jarang ada waktu daripada ibu, jadi jangan marah, lagian kamu kan masih jomblo" ucap Ayah

"Aku sudah ada pacar kok, kalian saja yang tidak memperolehkanya ikut"

"Siapa?" tanya ku

"Itu yang jadi ace klub voli laki laki SMA nya" ucap Ibu

"Ibu, jangan katakan" ucap Hiyori

"Kamu kesambet apaan kok bisa jadi pacarnya Ushijima?" tanya ku

"Ya terserah aku lah, Ushijima senpai itu kan keren tinggi lagi, yang pasti dia itu ganteng"

Saki menahan tawa sebab selama ini aku selalu mengatakan bahwa Hiyori itu adalah bro-con akut.

"Jangan tertawa Saki chan" ucap ku

"Mau ku ceritakan sesuatu Hiyori chan?" tanya Saki

"Eh eh husss diam diam jangan cerita apapun" ucap ku lalu membungkam mulut Saki

.

"Ibu sebenarnya sudah melarang mereka pacaran, bukan karena sebab latar belakang Ushijima, tapi dianya yang penakut saat ibu suruh datang ke rumah"

"Kamu mengerikan ibu" pikir ku Ayah dan Saki

"Tapi kan Senpai sudah memberikan alasan tidak bisa hadir karena sesuatu" bela Hiyori

"Ya terserah, kamu mau berhubungan dengan siapapun jika laki lakinya tidak mau berhadapan dengan ibu ayah sudah di pastikan dia tidak akan mendapatkan restu kami untuk menikah"

"Kamu jangan sampai ambil jalan hamil duluan Hiyori chan" ucap ku

"Mana ada kakak bodoh, sinting, aku masih bisa berpikir logis lah"

"Ya siapa tau, restu tak di dapat dedek bayi pun jadi di buat"

"Ish"

"Jangan berkata seperti itu Haruka kun, ibu hanya ingin punya menantu yang punya mental kuat, berhadapan dengan mertua saja takut"

"Kamu itu menyeramkan ibu" ucap Hiyori

"Tidak, sayang apa aku menyerahkan?" tanya ibu pada ayah

"Tidak kamu baik"

"Nah lihat kan ibu itu baik bukan menyeramkan"

"Ayah berkolusi dengan ibu pastinya huh, kakak saja boleh memilih pasangan sesuka hatinya"

"Dia itu produk langka" ucap Ibu

Dadaku serasa di timpuk tungsten mendengar perkataan ibu.

"Produk langka bagaimana coba, kami anak muda tidak lagi ada perjodohan, pasangan ya ada di tangan kami sendiri" ucap Hiyori

"Kamu berani menentang perkataan ibu?" tanya ibu dengan lembut

"Tidak" balas Hiyori

"Maka dari itu, lebih baik kamu yakinkan pacarmu itu, atau cari yang lain"

.

"Sabar Hiyori chan, jika Ushijima laki lakiyang serius padamu pasti dia akan melakukannya" ucap Ibu Saki

"Nah dengarkan itu wahai adik ku, laki laki itu yang di percaya tindakannya bukan perkataannya, jika Ushijima menjanjikan sesuatu hal yang manis manis jangan langsung percaya, jika kamu di sakiti olehnya langsung saja lapor kakak mu ini"

"Kakak mau membalasnya?" tanya Hiyori

"Tentu saja, kakak kan penyayang binatang jadi jika binatang kakak di sakiti, kakak pasti akan membalasnya"

Otak Hiyori masih loading

.

.

.

"Dasar babi gunung!"

Berikan komentar nyleneh kalian bro

U_ardicreators' thoughts
次の章へ