"Kenapa nama itu terdengar sangat familiar dan tidak asing?" Santa masih dengan mengoceh lirihnya dan terlihat dia sedang berfikir.
Silver yang mendengar Santa mengoceh sendiri, ia pun bertanya kepada Santa dengan spontan dan agak keras. "Bos, siapa Yelin yang dimaksudkan? Apa Yelin yang itu?" ucapan Silver itu membuat Raj dan Terry yang sedari tadi duduk bersantai langsung menoleh, bukan hanya ucapannya yang terdengar, tapi juga karena terlihat semak-semak yang ditempati Santa dan Silver itu agak bergoyang-goyang, jadinya Raj dan Terry menaruh curiga kalau ada sesuatu di balik semak-semak itu.
Keduanya yang benar-benar penasaran, akhirnya bangkit berdiri, berjalan ke arah semak-semak itu karena penasaran dengan apa yang mereka lihat dan mereka dengar. Santa dan Silver yang masih belum beranjak pergi dari semak-semak itu, rasanya mereka sedikit merinding, keduanya bingung mau kabur entah ke mana, karena meskipun kabur rasanya sudah terlambat dan sudah tidak ada waktu lagi.
Namun, karena kecerdasan Santa lah yang membuat keduanya akhirnya lolos, karena Santa melakukan lemparan batu besar ke arah semak-semak yang lain. Akibatnya Raj dan Silver beralih ke semak yang lainnya itu, sudah tidak pergi ke semak-semak di mana ada Santa dan Silver berada. Lalu dengan kewaspadaannya Terry pun memukul semak-semak itu dengan tendangan kakinya.
"Heeey siapa di sana? Apa ada orang? Kalaupun ada segeralah muncul di mana pun kalian berada! Kalau tidak, aku akan meledakkan bom yang ada di tanganku ini, akan aku ledakkan ke semua semak-semak dan pastinya kalian siapapun itu, akan hancur berkeping-keping bersama semak-semaknya!"
Ancaman Terry itu membuat Santa dan Silver panik, mereka yang tak bisa berfikir jernih lagi, akhirnya memutuskan untuk keluar saja. Keduanya aslinya memang takut untuk keluar karena hanya berjumlah 2 orang saja, pastinya akan kalah kalau melawan Raj beserta semua anak buahnya. Namun, mereka masih tetap exis dengan berpura-pura berani mengeluarkan batang hidungnya dengan tawa yang menggelegar bersamaan. Supaya tidak terlihat takut sedikit pun. Jelasnya Raj tidak akan membunuhnya, karena Raj orangnya suka memaafkan. Berbeda dengan Santa, misalnya kalau Raj yang tertangkap di markasnya. Pastinya dia akan menyiksa dan membunuhnya.
"Hahaha ini kita," ucap Santa dan Silver serempak. Sangat keras dan sudah berani keluar, berada tepat di depan Raj dan Terry saat ini. Membuat Raj dan Terry yang melihat itu menggeleng dan menggeram. Itu kesempatan buat Raj untuk menangkap Santa, karena memang dia dari dulu ingin menangkapnya bukan karena ingin membunuhnya, tapi Raj ingin meluruskan semua permasalahan dan ingin damai seperti dulu, menumpas kejahatan bersama, menjadi mafia yang saling menyayangi dan membantu yang lainnya.
"Santa? Silver? Akhirnya kalian datang dengan sendirinya, ngapain kalian mengintip? Lalu apa kalian bersama anak buah kalian?" sapa Raj dengan disertai pertanyaannya.
"Tidak, kita berdua di sini, kenapa? Kamu takut? Haha, terserah kita lah mau ngapain juga suka-suka, lagian itu semua bukan urusanmu!" balas Santa dengan sewotnya.
Terry yang sungguh geram dan wajahnya sudah merah padam karena memang dia sudah menahan amarah sedari melihat Santa dan Silver, dia pun sudah memasang kepalan tangannya dan badan kuda-kudaannya, siap untuk menghajar mereka. Namun, Raj menggeleng, jadinya kini Terry berkesempatan membela Raj saja dengan balasan yang tak kalah sewotnya. "Kenapa kita takut huh, kalian hanya berdua saja sombong, dengan kalian berdua sangat mudah untuk membunuh kalian dengan dua tangan ini! Lalu setelah itu dilemparkan ke tengah-tengah hutan, jadilah santapan singa dan para hewan lainnya."
"Kau! Sembarangan kalau ngomong, sudah kita tidak ada urusan denganmu," bela Silver yang ingin menyudahi semua itu, dengan membalikkan badannya dan mengajak Santa untuk pergi. Tapi yang ada Raj malah mencekal tangan Santa yang juga sudah membalikkan badannya. Santa menoleh ke arah Raj dengan seringainya, berusaha untuk melepaskan tangannya, tapi tak bisa karena kuatnya cekalan tangan Raj.
"Ada apa lagi? Lepaskan brengsek! Kamu mau membunuhku? Silahkan saja!" oceh Santa yang wajahnya tiada takut sedikitpun. Namun, terasa dia sedikit gemetaran, itu menandakan hatinya sedikit bergetar dan masih ada hati nurani di sana.
Raj menggeleng, malahan dia tersenyum dan kini dia semakin mendekat ke arah Santa. Tangan Santa ditariknya dan kini keduanya saling berpelukan. "Santa, mari kita berdamai, aku mau kita seperti dulu, aku tidak pernah mencintai pacarmu itu, kita sudah salah paham, dia yang sudah mencintaiku sendiri, kalau aku mencintai gadis yang bernama Yelin itu. Gadis yang kamu dengar tadi itu."
Raj benar-benar gila, dia mengucapkan hal yang tak semestinya, demi menyelamatkan persahabatannya dia berpura-pura sudah mencintai seseorang, agar Santa percaya dan kembali ke sampingnya seperti dulu, jadi tidak perduli dengan resiko yang telah dia ucap. Ucapannya sangat asal-asalan saja. Membuat Terry, Santa dan Silver terbelalak dan saling bertukar pandangan.
Terry yang tak tau itu langsung mencolek Raj, mumpung tangannya dekat dengan Raj. Ia pun bertanya. "Bos, benarkah itu? Sejak kapan? Kenapa, Bos tidak memberitahuku?" Raj hanya menatapi Terry dengan mata yang berkedip, agar Terry membungkam mulutnya, karena kalau diteruskan bisa-bisa gagal semua rencana untuk berbaikan dengan Santa. Padahal dia terus berusaha untuk membuat keadaan menjadi tenang, jadinya sekarang Terry pun terdiam melihat kode yang diberikan oleh Raj. Malahan dia ikut menambahi kebohongan Raj, supaya semakin menambah keyakinan untuk Santa dan Silver.
"Ohhh iya, iya, aku ingat, Bos, apa dia wanita yang pernah aku lihat waktu itu? Sepertinya dia anak kampus ya, Bos." Terry malahan dia semakin tidak waras, tambahan katanya itu benar-benar luar biasa, bahkan kalau dia dijadikan bintang film pastinya sangat pandai berakting. Sampai-sampai Raj hanya cengengesan dengan pura-pura mengangguk malu.
"Masak? Benarkah itu? Tapi aku benar-benar tidak percaya, sebelum aku melihat kamu dan si Yelin itu bersama atau bahkan ciuman atau lebih dari itu, kalau untuk berbicara saja, aku juga bisa, jadi sekarang lepaskan aku! Aku tidak semudah itu percaya, oke!" Santa yang benar-benar masih tidak percaya, dengan mengototnya menginjak kaki Raj, dan sekarang dia pun terlepas, karena injakan kakinya itu membuat Raj benar-benar kesakitan.
Santa yang belum pergi itu, dia membatin. 'Apa yang dia maksud Yelin yang itu? Aku harus memastikannya, kalau iya, berarti aku punya target incaran itu, kalau Raj macam-macam aku bisa membunuh dia. Supaya impas, aku dan dirinya menjomblo seumur hidupnya, berbeda kalau aku sudah mempunyai pacar, mungkin aku akan berfikir ulang untuk memberi dia kesempatan, tapi tergantung juga bagaimana sikapnya terhadapku. Ehhh kenapa aku sedikit luluh? Brengsek! Dia telah mencoba merasuki pikiranku.'
Silver yang benar-benar tak terima dan takutnya Santa kembali luluh, dia pun langsung menarik tangan Santa, mengajaknya untuk pergi cepat. Akhirnya Santa yang sedikit melamun, mengerjap dan pergi bersama Silver dengan langkah yang pelan dan sesekali menatapi Raj.
"Jadi? Kamu memberiku kesempatan, Santa?" teriak Raj. Namun, tak ditanggapinya karena Silver sudah mengajaknya berlari agar tak mendengar ocehan Raj lagi.
"Bos."