Kebetulan atau Takdir

Wanita dengan balutan pakaian kerja itu merengek di belakang ibunya. Langkahnya sedari tadi terus mengekor, mengikuti langkah belakang ibunya kemanapun ibunya pergi. Bibirnya juga terus membujuk dengan nada memelas, sedangkan jemarinya terus menarik-narik ujung baju ibunya, persis seperti anak kecil yang merengek meminta sesuatu.

"Ma, aku mohon, izinkan aku berangkat bekerja. Hari ini agendaku tidak banyak, kok. Sungguh."

"Kamu masih sakit, Gina. Jangan keras kepala dan kembalilah ke kamarmu."

"Aku bosan, Ma. Aku bosan hanya diam di rumah di hari kerja seperti ini."

Ibunya berbalik, menatap putrinya dengan kedua tangan di pinggang. "Kamu itu, ya. Aneh sekali! Orang-orang bahkan terkadang merekayasa surat dokter hanya karena ingin libur bekerja. Tapi kamu … disuruh libur malah enggan. Aneh sekali!"

"Aku tidak masalah kalau liburnya karena tanggal merah. Tapi libur karena sakit padahal aku tidak terlalu sakit—"