Saat ini, Bangkok telah membawa Swiss ke taman belakang sekolah untuk menenangkan gadis tersebut. Dan sudah hampir tiga puluh menit juga, gadis di sampingnya itu masih belum kunjung membuka suaranya. Dan berkat hal tersebut jugalah, Bangkok merasa juga ikut frustasi.
"Ah ... aku tidak tahu, apa yang harus kulakukan agar kau membuka mulutmu itu. Kalau terus begini, apa sebaiknya aku mengantarmu ke asrama?" Bangkok menoleh ke arah Swiss.
Swiss kembali tidak menjawab namun ia merespon dengan cara mengalihkan pandangannya ke wajah Bangkok dan membuat keduanya saling bertatapan satu sama lain.
Sejenak terjadi keheningan di antara keduanya dan tanpa sadar Bangkok telah hanyut dengan netra terang kehijauan yang dimiliki oleh gadis tersebut. Entah terasa seperti sihir atau malah kutukan, Bangkok benar-benar merasa terpana begitu melihat keindahan dari iris mata berwarna hijau tersebut.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください