Dania menarik napas dalam-dalam sebelum memulai hari-harinya. Ia sudah menghapus semua file yang berhubungan dengan Fayez. Gadis itu bertekad untuk tidak menaruh harapan pada siapa pun, termasuk Fayez.
Walaupun hati kecilnya masih menyimpan nama Fayez, namun Dania tidak ingin mendapat cibiran dari orang lain. Apalagi ada yang mengatai nya sebagai gadis yang tidak bisa melupakan lelaki.
"Sayang, kamu mau bawa bekel sarapan?"
"Iya, Ma. Roti pake selai cokelat, ya" sahut Dania yang masih merapikan rambutnya di dalam kamar.
Gadis itu melangkahkan kaki nya keluar dan menuruni tangga untuk menemui kedua orang tuanya yang sudah duduk cantik di ruang makan.
"Hai, Sayang. Kamu mau bsrangkat sekarang?"
"Iya, Ma. Tapi aku mau pake pak Latif ya sekarang. Boleh, kan?"
Mawar tersenyum hangat sambil mengusap puncak kepalanya putrinya. Entah mengapa, sejak kemarin ia merasa kalau Dania tengah memendam sesuatu yang membuat hatinya terluka.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください