webnovel

Situasi Mendesak

"Karena urusan kita sudah selesai, ayo kembali ke Liones." Meliodas mengajak mereka kembali.

Kemudian, mereka pamit dengan para Druid dan dua saudari Celestial disana, sebelum memasuki pintu untuk keluar dari tempat ini.

Saat mereka berjalan bersama di hamparan rumput tempat awal mereka berada sebelumnya, Merlin memperhatikan mata Ophis yang tampak tenggelam oleh sesuatu.

"Ada apa, Ophis-chan?" Merlin bertanya.

Hal itu membuat semua orang menoleh ke arah mereka berdua.

"Camelot." Ophis hanya mengucapkan satu kata itu.

"Ada apa dengan Camelot?" King bertanya.

"Tunggu, dimana Arthur?" Meliodas bertanya.

"Arthur mengejar hewan peliharaannya, Danchou" Gowther menjawab.

"Peliharaan?"

"Ya." Gowther lalu menjelaskan mereka mengenai Cath.

"Jangan terlalu banyak bergerak, Gowther-san." Gilthunder dan Howzer yang membawa tubuhnya meminta.

"Hm, mau bagaimana lagi. Merlin tidak bisa memperbaikinya disini." Gowther menjawab.

Merlin lalu melirik Ophis sebagai pelaku hancurnya tubuh Gowther. Jika Ophis mau, dia bisa memperbaiki tubuhnya dengan cepat, tapi karena Ophis tidak mengatakan apa-apa dia juga tidak memaksanya.

Tapi Ophis sepertinya akan mengatakan sesuatu saat melihat matanya yang terlihat mendesak itu.

"Camelot." Ophis membuka mulutnya lagi.

"Kita harus menemukan Arthur terlebih dahulu." Meliodas mengusulkan.

"Tunggu, sepertinya ada yang salah di sini." Merlin menghentikan mereka. Setelah berpikir sejenak dan tenggelam dalam pikirannya, dia tiba-tiba mengangguk pada dirinya sendiri. "Begitu, karena markas Sepuluh Perintah Tuhan telah hancur, mereka pasti akan pindah ke suatu tempat. Menurut Ophis-chan disini, mereka pindah ke Kerajaan Camelot."

"Apa!?"

Mereka semua terkejut secara bersamaan.

"Kita harus segera pergi!"

"Merlin, bisakah kamu menggunakan teleportasi?" Meliodas bertanya.

Merlin merenung sejenak sebelum menjawab, "Aku bisa, namun akan membutuhkan banyak energi sihir untuk melakukannya. Terlebih lagi, aku harus melakukannya secara beruntun."

Ophis yang mendengar responnya hanya mendongak dengan tatapan bertanya-tanya kenapa Merlin berbohong di situasi saat ini.

Lagipula, Merlin telah mempelajari mantra dari Yggdrasil, bahkan mampu mempelajari Super-Tier Magic yang seharusnya sangat mustahil.

Super-Tier Magic adalah skill, bukan sihir. Skill adalah kemampuan alami, mirip dengan yang member Tujuh Dosa Mematikan miliki. Karena itu skill, maka penggunaannya tidak membutuhkan MP.

Oleh karena itu, mustahil untuk seseorang bisa mempelajari Super-Tier Magic tanpa dilahirkan dengan kekuatan itu, atau bisa juga orang itu mempunyai Job Class khusus atau menggunakan Item Magic tertentu yang menyimpan Super-Tier Magic seperti Crystall Data.

Ophis tahu jika Merlin berhasil menguraikan lingkaran sihir Super-Tier Magic yang tercatat dalam Nameless Spellbook menjadi Ultimate Magic yang bisa dirapalkan menggunakan MP. Tapi karena bobotnya sebagai Super-Tier Magic, kelemahan awalnya masih ada.

Misalnya, waktu perapalannya yang lama.

Untuk melakukan prestasi besar semacam itu adalah hal yang sangat luar biasa. Meski penguraian permantra Super-Tier Magic membutuhkan waktu lama dalam penelitiannya, tapi hasilnya sepadan dan Merlin sendiri layak dianggap sebagai jenius sihir terhebat di Britannia.

Jika itu Asheel, maka dia hanya akan mengatakan bahwa bakat Merlin dalam penelitian bisa setara dengan Demiurge, karena yang terakhir juga mampu melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan Merlin.

Meski Demiurge sendiri aslinya tidak mampu merapal Super-Tier Magic tanpa job khususnya, tapi dia sendiri berhasil menguraikan sihir itu.

Tidak ada seorang NPC yang bisa menggunakan Super-Tier Magic tanpa job khusus atau item tertentu, jadi Super-Tier Magic adalah sesuatu istimewa yang hanya dimiliki oleh seorang Player.

Tapi itu dulu.

Setelah Asheel merubah 'Akar' mereka, Guardian bahkan Pleiades yang sudah bertambah kuat dapat menggunakan Super-Tier Magic, dengan beberapa bahkan mampu menciptakannya sendiri seperti Demiurge.

Jika Asheel tidak merubah 'Akar' mereka, kekuatan yang mereka miliki akan tetap stagnan dan tidak akan bisa naik lagi. Jadi mustahil untuk Momonga dan yang lain bisa bertambah kuat, dan meski Asheel telah merubah aturan tetap itu, dia hanya menghapus batasan lvl serta mekanik skill mereka.

Daripada membahas itu, akan lebih baik jika kita mengetahui betapa gawatnya situasi yang terjadi saat ini.

Ophis masih bingung dengan tindakan Merlin yang membantu mereka setengah-setengah, tapi dia hanya menyimpulkan jika itu juga merupakan rencana Merlin.

Jika Merlin membantu sampai semuanya tercapai sesuai keinginan mereka, maka itu hanya akan menghambat rencana awal Merlin untuk menghancurkan keseimbangan kekuatan antara kedua belah pihak.

Salah satu dari kedua Dewa yang bertentangan harus mati, dan Merlin memutuskan mengincar Raja Iblis.

Lagipula, Raja Iblis sudah sangat putus asa untuk mencoba merebut tubuh Meliodas yang mengandung kekuatan Chaos. Mungkin Raja Iblis sudah tidak bisa hidup lebih lama lagi menggunakan tubuh lamanya, mungkin.

"Untuk saat ini, kita harus menemukan Arthur terlebih dahulu sebelum pindah ke Camelot. Kita terlalu lama berbincang-bincang disini." Merlin menginstruksikan, karena memang benar mereka telah menghabiskan waktu berjam-jam disini setelah menonton pertunjukan Ophis sebelumnya.

"Hei, kalian para babi sialan! Ayo pergi!" Hawk yang dia sendiri merupakan babi, memimpin dengan penuh semangat. Hawk saat itu dengan berani mendekati Ophis. "Nona, sebaiknya kau menunggangiku. Aku adalah yang tercepat di dunia!"

"...." Semua orang kagum dengan keberanian Hawk untuk mendekati Dewa Naga loli itu.

Ophis hanya menatap babi itu sejenak, yang membuat Hawk menelan ludah, sebelum melompat ke atasnya dan menungganginya.

"Ooutokotokotok....!" Hawk yang memiliki Ophis di punggungnya, berlarian dengan penuh semangat.

Kemudian, mereka mulai pencariannya untuk menemukan Arthur. Hanya setelah mencari ke sekitar beberapa tempat, mereka menemukan Arthur yang sedang memanggang daging dengan Cath di sebelahnya.

Arthur segera diberitahu situasinya, yang membuatnya agak panik. Tapi karena dia adalah seorang raja dan mengetahui jika negaranya saat ini memiliki kemungkinan berada dalam bahaya, dia langsung mendesak Merlin dan yang lain untuk kembali.

"Liones."

Saat itu, Ophis tiba-tiba membuka mulutnya lagi, yang mengejutkan mereka.

"Apa!?"

"Liones juga sedang diserang?!"

Hal itu membuat para Ksatria Suci dan Elizaebeth cemas.

"Kalian pergilah ke Camelot, kami para Ksatria Suci akan pergi ke kerajaan kami!" Hendrickson memimpin mantan bawahannya untuk mengikutinya.

"Ya, kalian Tujuh Dosa Mematikan selamatkanlah Camelot terlebih dahulu. Kita akan mempertahankan Liones sampai kalian tiba!"

"Bagaimana, Merlin?" Meliodas menatap Merlin.

"Sepertinya tindakan yang dilakukan Ophis-chan malah membuat situasi lebih gawat. Tapi aku yakin Sepuluh Perintah Tuhan belum pulih sepenuhnya akibat serangan Ophis-chan sebelumnya." Merlin mengatakannya sambil berpikir. Dia lalu menatap para Ksatria Suci sebelum berkata, "Sebaiknya salah satu dari kalian pergi ke Tanah Suci untuk meminta bantuan pada Kouryuu, sang Naga Emas."

"Apakah itu akan berhasil?" Gilthunder meragukannya.

Lagipula, Saint Beast adalah pelindung tanah suci, dan pelindung umat manusia yang sebenarnya adalah Naga Emas.

"Memohonlah seolah-olah Iblis adalah ancaman umat manusia. Aku yakin Dewa akan tergerak oleh keinginanmu."

"Kalau begitu, aku yang akan pergi!" Slader mengusulkan dirinya.

"Baik, karena Sepuluh Perintah Tuhan terbelah menjadi dua, dengan masing-masing pergi ke Liones dan Camelot, situasi berubah menjadi lebih merepotkan. Aku, Arthur, Gowther, Danchou, dan Ojou akan pergi ke Camelot, sisanya kembali ke kerajaan." Merlin berbicara atas kaptennya.

"Tunggu, aku ikut dengan kalian!" Meski King meragukan kaptennya sendiri saat ini, dia bersikukuh untuk mengikutinya.

"Tidak bisa, sebagian dari kita sudah akan mengerahkan kekuatan ke Camelot, jika kamu ikut -- situasi akan menjadi lebih gawat."

"Tapi..."

Merlin lalu menoleh ke Ophis, orang yang paling tahu situasi saat ini tapi tidak repot-repot menjelaskannya.

Ophis yang merasa ditatap, lalu menjentikkan jarinya.

Tiga buah layar proyeksi muncul di udara tipis dan menampilkan beberapa orang disana. Beberapa orang itu terbang dengan kecepatan penuh dan setelah diperiksa lebih jauh, mereka ternyata adalah Sepuluh Perintah Tuhan yang terbagi menjadi tiga kelompok.

Kelompok pertama terdiri dari Zeldris, Galand, dan Melascula yang pergi ke Camelot; Kelompok kedua terdiri dari Estarossa, Monspeet, Derieri, Grayroad, dan Fraudrin; dengan Kelompok ketiga terdiri dari dua orang raja, Raja Peri Pertama: Gloxinia, dan Raja para Raksasa: Drole.

"Jika satu pergi ke Camelot, dan yang satu lagi ke Liones. Bagaimana dengan yang ketiga?" Meliodas bertanya.

"Pohon Suci." Ophis membuka mulutnya, yang mengejutkan mereka semua.

"Apa?! Apakah itu benar?" King menjadi sangat cemas saat ini, yang tanpa pikir panjang tubuhnya langsung melesat terbang menjauh. "Aku harus kembali ke Hutan Raja Peri!"

"Tunggu, King...!" Meliodas akan menghentikannya, tapi punggung King sudah tidak terlihat lagi.

"Hentikan, Danchou. Aku yakin dia akan baik-baik saja." Merlin menenangkannya.

"Bagaimana bisa baik-baik saja?" Meliodas bertanya dengan khawatir.

"Kalau tidak salah, Drole dan Gloxinia adalah Raja Raksasa dan Raja Peri." Merlin mempertanyakannya ke Meliodas, dengan yang terakhir mengangguk. "Diane yang kembali ke Megadozer saat ini kemungkinan besar akan bertemu dengan King dalam perjalanannya, dan keduanya dapat atau lambat akan berhadap-hadapan dengan leluhur mereka. Mereka harus menyelesaikan masalah mereka sendiri."

"Tapi Drole dan Gloxinia masih Sepuluh Perintah Tuhan...!" Meliodas mendesak.

"Memang benar King dan Diane tidak akan bisa mengalahkan mereka. Lagian, kenapa kedua raja itu bergabung dengan Klan Iblis?"

Meliodas mengingat sejenak, "Itu adalah cerita di masa lalu...."

Meliodas lalu menceritakan permukaan kisah mereka dengan singkat, karena dalam waktu ini tidak bisa digunakan untuk bercerita. Terlebih lagi, dia tidak ingin mengumbar masa lalunya.

Merlin yang mendengarkan lalu berkomentar, "Bahkan saat ini, aku tau kau masih mempercayai dua teman masa lalumu itu."

Meliodas hanya mengangguk dengan pahit.

"Hmm? Ada apa lagi, Ophis-chan?" Merlin yang memperhatikan kedutan aneh di wajah Ophis, lalu bertanya.

Ophis lalu menatap Merlin sejenak, sebelum mengulurkan tangannya.

"Kau ingin kembali dan meminta persediaan kuemu?" Merlin bertanya dengan ragu.

Ophis hanya mengangguk.

"Apa?! Kau tidak ingin membantu kita? Dengan bantuannya, kita bisa dengan mudah mengalahkan mereka!" Howzer berseru.

"Benar, Ophis-dono. Jangan main-main di situasi saat ini!"

"Ya, Nona! Apakah tungganganmu ini kurang tampan?" Hawk juga berkata.

"Bukan seperti itu." Merlin menenangkan mereka, sebelum menjelaskan: "Ophis-chan adalah Dewa, dan sebagai seorang Dewa, dia tidak bisa terlalu terlibat dalam urusan fana. Berbeda dengan Naga Emas yang merupakan pelindung umat manusia, Ophis-chan sejak awal bukan makhluk seperti itu. Ophis-chan memandang manusia, iblis, peri, dan raksasa sama di matanya."

Mereka terdiam oleh penjelasan Merlin, tapi kemudian Merlin menatap Ophis. "Aku tidak punya kue saat ini, tapi saat bertemu lagi aku akan memberimu banyak kue. Karena itu, bisakah setidaknya kamu sedikit mengulurkan bantuan? Beberapa ular baik-baik saja."

Ophis tanpa ragu lalu melambaikan tangannya, sebelum ular-ular kecil muncul dari balik gaun gothicnya dan terbang ke Merlin. Setelah itu, tubuhnya berkedip dan dia menghilang entah kemana.

"Kalau begitu, aku akan membuka tiga «Gate» sekaligus. Dengan merapal tiga sihir tingkat tinggi yang sama secara beruntun, aku akan dalam kondisi kekurangan mana. Danchou, bisakah kau menjagaku saat itu?" Merlin berkata pada mereka.

"Ya, serahkan padaku!" Meliodas tersenyum.

Merlin lalu mengulurkan tangannya ke udara, dan membuka mulutnya:

"«Gate»."

次の章へ