"Ada yang menganggu pikiranmu?" tanya Dhika, suaranya sedikit khawatir. Cia menggeleng lemah. Dhika kembali melanjutkan cocangannya sampai selesai, sekarang rambut Cia udah cantik banget.
Dhika membalik tubuh istrinya, menatap lamat mata indah yang selalu bisa membuatnya jatuh cinta, "ada apa? Katakana pada saya."
"Nggak ada apa-apa. Saya mang suka gini kalo mau haid."
"Tapi ini bukan tanggalmu." Pipi Cia bersemu, dia menunduk malu.
"Bapak tau?" tanyanya lirih.
Dhika mengangkat dagu Cia, "segala tentangmu saya tau, bukankah itu kewajiban suami? Sekarang jelaskan apa yang menganggu pikiranmu? Siapa yang kamu temui saat belanja tadi?" tatapan Dhika tajem.
"Bapak tau saya belanja? Nguntit?"
Dhika menekan dagu Cia, wanita itu meringis , "belanjaanmu berantakkan seperti ini, mustahil saya tidak lihat. Dan lagi baju yang kamu pakai." Cia nyengir kuda.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください