Mata Patria dan yang lainnya melotot tajam, saat melihat Jamillah yang membukakan pintu.
"Jamillah! Ini beneran, Jamillah?" tanya Wans memastikan.
"Ada apa, Millah?" tanya Qimons yang tiba-tiba muncul di belakang Jamillah.
Qimons menatap Wans dengan sinis, menunjukkan bahwa dia tidak suka karna Wans datang kemari, tapi ekspresi sinis itu berubah menjadi ekpresi yang merasa berasalah, setelah melihat kedua kakaknya juga berada di sini.
"Kak Didi, Kak Rudolf," ucapnya dengan tagu-ragu dan sedikit senyuman tak berdosa.
"Sini, lo!" panggil Didi dengan suara yang berat tertahan, kelihatanhya Didi sangat marah kepadanya.
"I-i-iya, Kak," jawab Qimons. Lalu dia mendekat ke arah kedua kakaknya dengan ragu-ragu.
Tak sabar melihat langkah Qimons yang terlalu lambat, Didi menarik tangannya dengan cepat.
"Kamu itu keterlaluan banget ya, Mons! Berani menikah tanpa sepengetahuan kita berdua!" oceh Didi.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください