"Gimana? Dapet?" tanya Rehan merasa penasaran kala Chris sudah membuka kedua bola matanya. Bukan apa, Rehan merasa takut kala Chris menutup kedua matanya, dirinya sendiri di ruang ini, di tambah lagi— sakral lampu yang tidak berpungsi membuat ruangan ini tampak sangat gelap, jika bukan karena senter dari ponsel milik Chris, mungkin mereka tak dapat melihat apapun disini.
Chris terdiam, "Iya. Seperti sebelumnya, dulu— adik kandung gue sempet mau ngelakuin ritual disini tapi gagal karena kehadiran pembantunya. Gue gak tau selanjutnya gimana, tapi kayanya apa yang doi Lo bilang emang bener, perlu banyak energi buat kita liat semuanya. Lemes banget gue." Tuturnya, Rehan mengagguk— sudah dirinya bilang bukan?
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください