Malam sudah larut, dan suasana jalanan sangat sepi.
Ketika Rendra sibuk berkelahi dengan orang-orang di Geng Macan Hitam, Siska di rumahnya tinggal di kamar bersama Ratna saat ini. Mereka tidak berbicara, seolah-olah mereka masih tidak percaya bahwa Rendra akan marah dan pergi begitu saja.
Baik Siska dan Ratna tenggelam dalam pikiran mereka masing-masing.
Setelah Rendra kabur dari rumah, Siska kembali ke kamarnya, dan entah mengapa, dia terus memikirkan adegan saat dia berdebat dengan Rendra tadi, dan foto-foto mengejutkan itu terus melekat di benaknya.
Perasaan marah, sedih, dan kesal bercampur di dalam hatinya.
Emosi yang tak terhitung jumlahnya bercampur menjadi satu, yang membuat Siska malam ini merasa sangat rumit. Tanpa sadar, Siska, yang selalu terlihat seperti dewi es yang dingin dan terlihat sangat gagah di mata orang luar, meneteskan air mata di wajahnya dengan mata merah.
Seperti wanita malang yang ditinggalkan suaminya.
Tak berdaya, gelisah, dan sakit hati!
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください