"Bi! Bibi.!" teriak Abian panik ketika ia sampai di dapur.
"Iya, Tuan?" jawab salah satu art yang mendengar panggilan Abian.
"Tolong siapin air hangat dalam baskom kecil sekarang," perintah Abian cepat.
"Untuk apa, Tuan?" Bingung art itu karena ini baru pertama kalinya Abian meminta pada pelayan di rumah itu karena biasanya hanya Ayla yang di perbolehkan menyiapkan semua keperluan majikannya itu.
"Istri saya demam tinggi, saya mengompresnya," jawab Abian cepat tanpa menghilangkan raut wajah khawatir.
"Sejak pagi memang nyonya udah kelihatan pucat, Tuan," sahut art lain yang usianya lebih tua dari mbak Iren yang sedang menyiapkan baskom dan air hangat. Dialah bude Asih, art tertua di banding art lain. "Tadi pagi juga nyonya nggak sarapan, Tuan. Bahkan nggak makan siang juga. Katanya nggak nafsu," sambung bude Asih lagi.
"Apa? Terus kenapa kalian gak ada yang kasih tau saya?" Abian semakin bertambah khawatir mendengarnya.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください