Yuji menoleh untuk melihat Siji. Yuji menggigit bibir bawahnya karena ngilu saat melihat bahwa Siji memiliki luka goresan yang dalam dan panjang, melintang dari dada kiri hingga perut kanan. Denyut nadi Siji juga sangat lemah. Yuji menyesal karena tadi sempat berharap agar para monster menyerang Siji saja, jangan Reiji dan Yuji.
Dan kini terbukti jika harapan Yuji menjadi kenyataan, seperti saat Yuji begitu ingin memiliki eksistensi.
Yuji menepuk-nepuk pipi Siji yang semakin mendingin.
"Hey, Siji! Bukankah kau ingin sekali kupanggil Abang, huh?! Aku akan mengabulkannya, asal kau bangun saat ini juga, Siji!" lirih Yuji dengan suara yang bergetar.
Namun, Siji belum juga merespon. Matanya masih terpejam rapat saat ini.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください