Pagi yang cerah. Tidak! Maksudku pagi yang gelap. Entah mimpi entah asli. Aku melihat perang dunia ke 3 di masa modern ini.
Apa yang telah terjadi?
"TOLONG AKU!"
orang orang berteriak meminta tolong.
Perang ini terjadi dengan sangat cepat. Tidak ada tanda tanda atau peringatan.
"TOLONG SELAMATKAN ANAKKU!"
Anak anak dan perempuan belum sempat mengungsi. Mereka terbakar habis oleh api.
Ah akhirnya aku mengerti. Perang ini bukan perang antar negara. Tapi seluruh negara memerangi negara kita. Kita terjebak, kita tidak bisa lari. Apakah ini akhirnya? Apakah aku akan berakhir dengan sangat amatir disini?
"KAKAK!"
Kosaki? Kenapa kamu disini? Lari lah kosaki!
"Aku tidak akan meninggalkan keluarga ku!"
LARI KOSAKI!
DUARRR!!
"AH!"
Apa ini? Aku sedang dikamar?
"kakak! Kakak! Bangun! ini sudah pagi tauk! Nanti kamu bisa telat"
"a-"
"duh lama sekali! Pasti kakak semalam begadang. Begadang itu tidak baik loh"
"apa yang tadi itu?"
"yang tadi apa- kakak, muka mu terlihat menyeramkan. Kalau kamu sakit, izin juga boleh kok"
"kamu masih hidup? Kosaki? Bukannya tadi kamu...."
"oh kakak mimpi buruk ya? Makanya jangan kebanyakan baca komik. Cepat siap siap, sudah hampir telat tauk.
Ah begitu.. Aku ternyata tadi itu mimpi.
[....]
Namaku kanata katou. Aku kelas 2 SMA.
Beberapa bulan yang lalu aku baru pindah sekolah.
Aku sangat susah bergaul dan akhirnya aku tidak memiliki teman 1 pun.
"yosh. Saat nya berangkat." ucap katou dengan seragam yang rapih untuk sekolah. Ngomong ngomong anak yang tadi membangunkan ku itu adalah adik ku, kanata kosaki. Dia anak kelas 3 SMP.
Sesampainya di sekolah, anak anak sma kelas 1 di sambut hangat oleh kakak kelasnya. Mereka terlihat tersenyum dan menyambut dengan sangat baik.
Suasana nya benar benar sangat menenangkan. Namun saat aku datang, suasana berubah. Salah satu anak tersebut berkata kepada temannya,
"matanya menyeramkan."
"hei, jangan berkata seperti itu. Tidak sopan tau"
Aku sudah sering mendapat cacian rendah seperti itu. Aku sudah sedikit beradaptasi dengan jahatnya lingkungan sosial.
Pelajaran pertama pun usai.
"kanata, tolong bawakan kertas kertas yang di meja guru ke ruangan guru." ucap ketua kelas.
Aku pun langsung berdiri dari tempat duduk, dan mengambil semua kertas berisi data data siswa.
Di saat sedang membawanya, aku secara tidak sengaja melihat status kertas salah satu siswa kelasnya.
Dia bernama Fujita hotake. Dia termasuk rangking 10 besar dalam matematika ya? Dasar orang pintar
Sesampainya di ruang guru, aku menyimpan kertas kertas itu di meja guru wali kelasnya. "terima kasih katou." ucapnya.
"cih, jangan berterimakasih ke aku. Kalau toni sensei tidak menyuruh ku aku tidak akan melakukannya"
salah satu guru di ruangan tersebut menyalakan tv dan melihat berita.
Pada saat itu, kefokusan toni sensei pun ter alihkan. Karena heran, aku juga ikut melihat berita itu.
Ternyata berita itu berisi tentang pembunuhan anak smp. Dan kejadian tersebut dekat dengan sekolahnya katou.
Toni sensei yang perhatian nya ikut teralihkan ke televisi itu memberi peringatan ke aku:
" kamu harus lebih berhati hati kanata. Dunia ini semakin tidak jelas."
"yang tidak jelas itu sensei."
setelah itu aku pergi meninggal kan ruangan guru, membeli minuman di mesin penjual otomatis dan pergi ke kelas dengan santai.
Di perjalanan, aku melihat 1 orang yang sedang di bully 1 orang lainnya.
Lalu aku berniat membiarkannya dan tidak memperdulikannya. Namun saat aku berpaling dan berjalan satu langkah, pembully tersebut memukul orang itu.
Karena tidak tega, aku datang dan mengupingnya.
"sudah kubilang aku tidak punya uang!"
"lalu ini apa?"
"itu uang untuk aku pulang. Rumah ku lumayan jauh dari sekolah ini."
"hah? Lalu kenapa kamu bersekolah disini. Dasar miskin."
pembully tersebut berniat untuk memukul si korban itu.
Aku pun muncul dan berkata, "oi! Hentikan."
Aku berniat muncul untuk menyelamatkan si korban itu. Siapa tau aku dapat imbalan seperti uang misalnya. hehe
korban dan si pembully pun menoleh dan mencari sumber suaranya.
"Apa apaan suara itu? tidak ada orangnya."
"Aku disini woy!"
Lalu mereka berdua dengan kompak melihat ke arahku.
Si pembully itu memasang senyum jahat dan berkata:
"siapa lagi ini? Mau berlagak pahlawan? Ingat bro kita bukan di dunia dongeng anak anak"
"berisik! Kalau ingin memukul dia, pukul aku."
mendengar perkataanku, pembully tersebut tertawa. Lalu berkata:
"Orang bodoh mana lagi yang mau di pukul orang kuat seperti ku? Kamu masokis kah?"
Tanpa basa basi, pembully tersebut langsung memukulku.
Namun aku secara cepat langsung menghindar.
Si pembully tersebut pun mulai kesal. Dia pun berkata:
"oi oi. Kamu bilang ingin merasakan pukulan empuk ku. Kenapa kamu menghindar?"
Aku dengan santainya pun menjawab:
"apa apaan itu? Aku sama sekali belum siap tau."
aku pun menyimpan minuman kaleng yang aku pegang dan disimpan dilantai. dan kembali ke tempat semulanya, dan berkata:
" ayo kita mulai sekarang!"
Si pembully tersebut memasang muka menyeramkan.
Dia menatapku seperti singa yang mendapatkan mangsanya.
Namun tiba tiba korban tersebut terkejut, dan berkata dalam hatinya,
" sepertinya orang itu cukup pintar, atau dia itu seorang yang sudah jago dalam bela diri ya? Dia memasang kuda kuda yang sepertinya memiliki sebuah rencana yang bagus. Tapi apa yang ada dipikirannya?"
Si pembully tersebut langsung memukulnya dengan seluruh tenaganya.
Tapi tiba tiba kakiku menyenggol kaki orang tersebut. Orang tersebut terjatuh dengan kepalanya yang duluan menyentuh lantai hingga dia memar di bagian pipi dan tangannya memar.
"sial!"
Lalu aku pun menyorotkan mata menyeramkannya ke orang tersebut dan berkata, "kamu masih ingin melawan?" lalu orang tersebut ketakutan dan berlari.
Korban pembullyan tersebut pun terkejut. Dan berkata dalam hatinya,
"ternyata begitu, ternyata dia adalah orang yang pintar. Akhirnya aku tau triknya. Si pembully tersebut mengerahkan semua tenaganya ke tangannya. Dan bila semua tenaga tersebut ada di tangannya maka otomatis tangan tersebut akan berada pada satu tujuan saja. Dan tenaga di kakinya juga berkurang. Oleh sebab itu orang itu menyenggol kakinya. Karena pada saat itu tenaga pada kakinya berkurang karena dia fokus ke tangan. Sama halnya saat lutut orang di sentuh atau di dorong dari belakang. Otomatis orang yang di serang akan terjatoh karena dia tidak fokus kepada kakinya, kecuali ada seseorang yang memberitahukan kepadanya akan ada yang jahil kepadanya."
Si korban tersebut pun berkata kepadaku,
"terimakasih orang pintar!"
"tidak usah terlalu dipikirkan. Bentar bentar..... orang pintar?"
"ya, orang pintar"
aku pun secara reflek menoleh ke belakangnya. Namun di belakangnya tidak ada satu orang pun.
"siapa?"
Dengan wajah datar, orang tersebut berkata:
"kamu"
"kenapa aku?"
Lalu si korban tersebut menjelaskan cara caraku melawan pembully yang tadi.
Aku pun kembali kebingungan dan berkata, "menyenggol? Apa maksudmu? Aku tadi hampir ikut jatuh juga tau."
"hah?"
Aku pun pergi dari tempat itu.
"Hoi! kamu mau kemana?"
Aku pun mengambil alat pel lantai. dan kembali ke tempat yang tadi
orang mengikuti ku dari belakang sambil tersebut terheran heran.
Lalu aku pun mulai mengepel tempat dimana pembully tersebut terjatuh.
"sial! minuman ini lengket banget kalau udah kena kaki."
Dan ternyata di tempat tersebut ada air tumpahan bekas minumku. Saat sedang masih memegang minuman, aku di serang tiba tiba dan menyebabkan minumannya tumpah di lantai.
"oh begitu"
orang itu terlihat mengerti apa yang sedang kulakukan.
aku hanya diam dan membiarkan orang itu.
Setelah selesai mengepel, aku langsung bergegas masuk ke kelas karena waktunya yang sebentar lagi memasuki pelajaran kedua.
Orang itu menyentuh pundakku dan berkata:
"sebentar!"
Lalu aku pun berhenti dan menoleh ke arah orang tersebut.
"siapa namamu?"
"nama ku Kanata Katou"
"oh salam kenal, nama ku--"
" bentar, sepertinya aku tau siapa kamu. Kamu Fujita Hotake kan?"
"bagaimana kamu bisa tau?"
"aku hanya menebaknya saja, saat piket tadi aku melihat lembaran mu dan melihat mukamu. Dan disaat aku melihat kamu sedang dibully aku ingin menyelamatkan mu karena aku sedikit ingin tau dengan mu."
Padahal siapa juga yang mau kenalan dengan nya :v
"kamu mau lebih kenal dengan ku? Jangan jangan kamu ingin berteman dengank--"
"Tidak!"
"Eh? kenapa? itu adalah hadiah ku karena kamu telah menyelamatkan k--"
"Tidak mau! Dah ya aku mau ke kamar mandi dulu."
TENG~~ TENG~~ TENG~~
Bel pelajaran ke dua berbunyi
Karena terkejut dengan bunyi bel, fujita menoleh ke arah dimana suara bel tersebut keluar.
Lalu fujita pun kembali menoleh ke arahku sambil berkata, "duh kagetin saja"
saat melihat ke arahku, ternyata aku sudah menghilang.
Dia pun berkata dalam hati:
"kemana lagi tuh orang. Sudah lah biarkan saja"
lalu tiba tiba ada guru yang menepuk pundak fujita.
Fujita pun menoleh ke arah guru tersebut.
Guru tersebut ternyata adalah Toni sensei. Wali kelasnya kanata dan fujita.
Toni sensei pun bertanya:
"Ngapain kamu di kantin hotake?"
Fujita terkejut.
"Bukannya tadi aku ada di depan kelas ya?"
"masa siang siang masih mengigau. Ayo masuk kelas. Udh masuk pelajaran ke 2"
Disisi lain, aku sedang keluar dari kamar mandi. "loh kok tiba tiba aku ada di kamar mandi yang di luar sekolah? Bukannya tadi aku ada di kamar mandi di dalam sekolah?"
"Apa yang telah terjadi!?" ucapku dan tokiwa secara bersamaan.
To be contiuned