Lanjutan Episode 2.
...
.
"Lut, udah gerimis nih, angin juga agak kenceng rasanya. Lanjut jalan aja kali ya"
.
"Hmmm iya den, kenapa emang? Punya firasat gak enak lu? Yaudah gue bilang si bejo dulu deh"
.
"Jooo, lanjut jalan yuk, udah gerimis nih, anginnya juga agak kenceng"
.
"Iyasih gerimis, kenapa emang lut? Ada firasat apaan lu?"
.
"Firasat gue sih baru sebatas ujan deres aja. Tapi si dendi duluan sih tadi yang ngomong buat langsung jalan, firasat dia gaenak. Biasanya kalo gitu dia kegambar suatu tragedi sih, biasanya ya... Tapi kita harus tetep berprasangka baik, mencegah aja jo"
.
"Oh si dendi yang ngomong, tapi tumben biasanya feeling lu berdua samaan waktunya. Yaudah gua jarkom anak-anak dulu deh, standby mobil aja langsung ya elu berdua dendi"
.
"Okeeeh, makasi ya, gue tunggu mobil"
...
Setelah semua kumpul dalam mobil masing-masing, bejo yang penasaran akhirnya menghampiri dendi.
...
.
"Eh den, kenapa?"
.
"Ya semoga gada apa-apa sih joo, kurang enak aja perasaan. Mungkin karena mau turun ujan aja kali, takutnya deres banget. Kalo deres banget, jalan kurang keliatan joo, yaa karena malem juga sih. Kontur jalan sama kendaraan depan takutnya agak kurang keliatan, sepi juga soalnya nih jalan"
...
Setelah semua selesai, mereka melanjutkan perjalanan. Akhirnya malam itu turun hujan, dan jalanan makin tak kelihatan.
Bejo berkoordinasi pada grup whatsapp yang ia buat pagi tadi. Bejo menyarankan bahwa kendaraan sebaiknya mengurangi kecepatan, dan saling beriringan. Tak lupa lampu hazard dinyalakan sebagai tanda, bahwa jarak pandang agak mengaburkan mata.
Saat itu dendi punya firasat tak enak, maka ia memberi tanda supaya rembo segera pindah lajur paling kanan dan menambahkan kecepatan.
Bejo yang cukup heran akhirnya menyuruh rembo menurutinya, saat itu rembo juga berfirasat sama, hanya saja respon dendi lebih cepat.
...
jgguueeerrrrr..bbrrrukkk...prraanngg...
Selang lima menit mereka pindah lajur, sebuah truk berkecepatan tinggi melaju dari sisi kiri dan menghantam kendaraan di depannya secara kencang. Kendaraan yang ditabrak hilang kendali, membanting setir ke arah kiri bahu jalan dan menabrak minibus yang sedang berhenti di lajur tersebut.
Mobil sedan yang menabrak minibus itu hampir menjulang kelangit, sementara minibus terguling-guling dan berhenti karena besi pemisah aspal dan tanah di sebelah kiri.
Tabrakan beruntun pada malam itu cukup mendebarkan.
Pasalnya, kejadian tersebut berangsur sangat singkat, dan tepat disamping mereka. Kalau saja dendi tak beri isyarat, mungkin saja mereka tamat, efek dari hujan lebat.
....