webnovel

Part 3

TIME SKIP 5 TAHUN

Sudah 5 tahun berlalu, aku banyak melakukan olahraga, misalnya melakukan push up, sit up, squat, sebanyak 1000 kali, dan berlari sejauh 50km. Yah kedengarannya mustahil, tapi sebenarnya tidak juga jika kau punya Jarvis, awal awal sih tidak sampai. Namun lama-kelamaan akhirnya bisa juga. Dengan bantuan Jarvis otot yang harusnya menjadi besar di ideal kan  oleh Jarvis. aku juga sudah bertemu Eren beberapa kali dan akhirnya kami pun menjadi teman. Dia pun mengenalkan Armin kepadaku. Dia digambarkan sebagai orang yang sangat pintar dan aku pun mengakui kepintaran Armin. Kami bertiga pun menjadi teman yang akrab.

Eren pun akhirnya mengenalkan ku kepada orangtuanya. Saat pertama kali ibunya melihat ku, pipiku dicubit karena dia pikir aku sangat imut, ya tidak masalah sih soalnya di dunia sebelumnya pun pipiku sering dicubit banyak cewek atau guru ku yang masih muda juga sering atau Tante Tante di restoran juga banyak. Tapi beda ceritanya dengan Eren melihat ibunya memperlakukanku seperti itu, dia menjadi sangat malu. Ayahnya Eren juga memperlakukan ku dengan baik. Saat mereka mendengar bahwa aku hidup sendiri dan juga bekerja untuk menghidupi diri sendiri, dia langsung bersikukuh agar aku tinggal bersama mereka.

Tapi aku menolak karena aku sudah nyaman dan tidak ingin merepotkan mereka. Ayah Eren pun mengatakan kalo aku punya masalah aku bisa meminta bantuan mereka, aku pun berterima kasih kepada mereka untuk itu.

Kami juga sering mencari kayu bakar bersama. Yah seperti biasa saat kami bersama dia bakalan berbicara tentang dunia luar. Dan waktu pun berlalu.

Jarvis mengingat kan aku bahwa Insiden terbunuhnya orang tua Mikasa akan terjadi besok. Jadi aku membeli Pisau untuk membunuh para pedagang budak itu. Dan saat memikirkan skenario yg akan terjadi. Skenario yang aku inginkan adalah tidak berbeda dengan Eren. Aku juga membeli Scarf Berwarna Biru tua dari sistem karena menurutku kualitas nya lebih bagus. Harganya juga cuma sebesar 5 point.

Ngomong ngomong soal Point, Aku belum mendapatkan point sama sekali dalam 5 tahun terakhir. Jarvis mengatakan bahwa tidak ada sistem quest. Aku hanya mendapatkan point dengan membunuh para Titan.

Setelah membeli perlengkapan, aku pergi ke restoran untuk ijin cuti 1 hari. Sang pemilik pun memberikan ku cuti 3 hari aku telah bekerja dengan baik. Aku pun berterima kasih kepada nya. Aku pun kembali ke rumah dan menunggu hari esok.

Keesokan harinya Aku pergi pada pagi hari karena aku belum tau posisi rumah Mikasa. Setelah mencari beberapa jam akhirnya menemukan rumah mereka. Aku pun menunggu dengan sabar. Ketiga pedagang budak itu pun datang dan langsung menikam ayah Mikasa, setelah itu membunuh ibu Mikasa. Dan Mikasa yang pingsan dibawa oleh mereka. Aku pun mengikuti mereka. Hujan juga sudah mulai turun

Arthur: Ini udah emang plot ya?

Mereka bertiga pun masuk ke sebuah gubuk. Aku pun menunggu agar pedagang budak ketiga pergi. Setelah ia pergi aku pun memulai aksiku.

Perspektif Mikasa

Sangat dingin.

Aku mengingat ibu dan ayahku dibunuh oleh mereka. Apa yang akan terjadi padaku. Aku hanya bisa pasrah.

Tiba tiba pintu terbuka dan aku melihat seseorang hampir seumuran dengan ku. Dia berambut pirang.

Pirang: Permisi...

PB 1: oi Bocah! Apa yang kau lakukan---

Setelah sang penculik mendekat si pirang langsung menebas lehernya.

PB 2: Kau Bocah!!!

Si Pirang dengan terampil membunuh sang penculik kedua. Dia menghindari serangan sang penculik lalu memanfaatkan momen itu untuk menebas leher sang penculik.

Pirang: Hey, tenang lah. Semua akan baik-baik saja.

Dia pun mendekati ku dan memotong tali yang mengikat tanganku.

Pirang:  Umm, namaku Arthur. Siapa namamu?

Aku: Mikasa.

Arthur: kenapa kamu bisa ada disini?

Aku: Aku diculik oleh mereka.

Arthur: Oh, Orang tua mu dimana?

Aku: Mereka dibunuh oleh mereka bertiga

Arthur: Ap--

Dan tiba tiba pintu di dobrak oleh penculik ketiga. Dia pun melihat nya langsung bereaksi mengambil pisau tetapi ditendang oleh penculik ketiga.

PB 3: apakah kau yang melakukan ini kepada mereka?!

Dia pun mencekik Arthur. Dan Arthur hanya bisa menggeliat karena tangannya terlalu pendek.

PB: Apakah kau yang membunuh mereka?! Aku akan membunuhmu!Aku akan mencincang mu!

Arthur: Lawan!!! Kau harus melawan!!! Jika kau menang kau hidup, jika kau kalah kau mati. Jika tidak melawan, kau tidak bisa menang!

Aku reflek mengambil pisau yang dia gunakan tadi.

Mikasa: Aku... Tak bisa melakukan nya.

Momen ini aku mengingat nya sebelumnya. Terus dan terus lagi. Ini selalu terjadi di hadapanku. Tapi aku berpura pura untuk tidak melihatnya. Benar, dunia ini begitu... kejam. Saat ini tubuhku berhenti bergetar. Saat ini, aku. Bisa mengendalikan diriku sepenuhnya. Kupikir aku bisa melakukan apapun. Lawan... Lawan...

Mikasa:Lawan!

Aku pun berlari dan menikam sang pencuri tersebut tepat dibelakang nya. Arthur pun terjatuh dan sang penculik pun tewas.

Arthur: Uhuk!Uhuk!Uhuk!... Ugh Sialnya... Hampir aja aku tewas lagi... Hahaha, hidup ini begitu kejam ya.

Aku: Ya, hidup ini sangat kejam.

Arthur: Ayo, kita pergi dulu dari sini. Yang ku takutkan  polisi militer akan segera datang.

Aku hanya menuruti perkataannya dan kami berdua pun akhirnya keluar dari gubuk itu. Setelah dia merasa cukup jauh, kami pun akhirnya berhenti. Dia pun mencari beberapa Ranting dan kayu untuk dibakar.

Arthur: Mikasa, Apa kau punya tempat untuk ditinggali?

Aku: Aku... Tidak punya... Dan tempat ini sangat dingin.

Tiba tiba dia memakaikan sal nya untukku.

Arthur: Hangat? (Tersenyum Manis)

Aku: Iya... Hangat.

Arthur: Kalau begitu...

Dia pun memegang kedua tangan ku.

Arthur: Kalau begitu... Mau kah kau pulang bersama ku?

Aku pun tak kuasa menahan tangis. Tak ku sangka aku masih punya tempat untuk pulang.

Aku: Baiklah.

Dia pun menawarkan untuk menggendong diri ku.

Arthur: Kamu pasti banyak hal hari ini. Lebih baik kau istirahat saja. Aku akan membawa kita sampai rumah.

Aku pun meletakkan kedua tangan ku dileher nya dan dia mengangkat ku. Dia pun mulai berjalan dan pada akhirnya tanpa kusadari aku tertidur di pangkuannya.

Arthur POV

Akhirnya dia tertidur juga. Dia pasti lelah untuk apa yang terjadi hari ini. Kalau dipikir-pikir dia imut juga ya. Ngomong ngomong, Kekuatan nya tadi menarik juga. Hebat sih, kayu nya bisa retak saat kekuatan nya aktif. Yah, walaupun aku sendiri bisa melakukan nya. Haaaah... Setelah ini harus nya tinggal menunggu ketiga bocah itu untuk menyerang dinding. Kalau aku tidak salah beberapa bulan lagi Scouting Legion akan melakukan ekspedisi. Dan saat mereka pulang disaat yang sama mereka bertiga menyerang.

Jarvis: Host, apa anda ingin diperingatkan untuk kejadian kolosal Titan menyerang?

Arthur: Tidak perlu, aku sendiri tahu waktunya. Ngomong-ngomong bisakah kau membuka statusku?

Jarvis: Baik Host.

---------------------------------------------------------

Nama: Arthur Pendragon

Umur: 9 Tahun

Job: Kosong

Title: Reincarnator (20+ semua stat)

Str: 400

Agl: 750

Vit: 75

Sta: 1000

Mana: 20/20

Mana Regen: 1 per 15 menit

Kemampuan: Detection

Point: 1445

Catatan Jarvis: (Setiap Manusia dewasa di dunia ini mempunyai stat rata rata 10 terkecuali mana. Mereka tidak mempunyai mana sama sekali)

(Kekuatan Titan kelas 10m berada di str rata-rata 300.)

(A/N: Artinya Arthur sekarang bisa membanting Titan, tapi bukan membuat sekali tinju langsung tewas. Hanya bisa membantingnya saja.)

---------------------------------------------------------

Setelah berjalan cukup lama, kami akhirnya sampai di Gerbang Shigansina. Dan aku pun langsung menuju ke rumahnya. Setelah sampai didepan rumah aku membuka kan pintu dan meletakkan Mikasa di tempat tidur dengan hati hati. Tapi yah, dia akhirnya bangun juga.

Mikasa: Eh...

Arthur: Kamu akhirnya bangun juga.

Bagaimana jika kita sarapan terlebih dahulu.

Mikasa: Baiklah...

Arthur: Kalau begitu ayo, aku akan memasak sesuatu.

Arthur pun membeli daging ayam 10kg dari shop sebesar 5 point. Dan dia memutuskan untuk memasak 1 kg daging ayam tersebut dan sisanya dimasukkan ke dalam Inventory.

Mikasa hanya menunggu di meja makan dan Wajahnya terlihat pucat. Haaaah, gadis yang malang. Setelah aku selesai memasak. Aku memberikan nya piring dan penuh dengan daging ayam yg lezat dan disampingnya ada roti dan air putih.

Mikasa: Arthur Ini...

Arthur: Tidak apa apa. Makan lah yg banyak. Kau pasti lapar kan?

Mikasa: Terimakasih untuk makanannya (Ittadakkimasu)

Mikasa pun akhirnya mencicipi makanan ku.

Mikasa: Enak...

Arthur: Benarkah? Baguslah kalau kau menyukainya.

Kami berdua pun menikmati makanan kami. Yah, hanya ada keheningan diantara kami berdua saat makan. Setelah kami selesai makan aku pun ingin menjelaskan sesuatu kepada Mikasa.

Arthur: Um, Mikasa... Tempat tidur hanya ada satu. Jadi tidak apa apa kan kita tidur bersama. Soalnya tidak ada tempat lain.

Mikasa: Ya tidak apa apa.

Arthur: Maaf kalo itu membuat mu tidak nyaman.

Mikasa: Tidak. Harusnya aku yg berterima kasih karena kau sudah menyelamatkan ku dan memberikan ku tempat tinggal.

Arthur: Ini sudah malam lebih baik kita tidur. Aku akan membersihkan piring sebentar. Kau pergilah ke kamar duluan. Aku akan menyusul.

Mikasa: Aku sudah banyak merepotkan mu hari ini. Biarkan aku membantu.

Arthur: Yasudah kalau begitu. Mohon bantuannya ya Mikasa. (Senyum)

Setelah mereka selesai membersihkan piring dan peralatan memasak kami pun akhirnya menuju tempat tidur. Yang terlebih dahulu tidur adalah Mikasa. Dia mungkin tanpa sadar memeluk tubuhku. Aku pun membelai rambutnya dan tanpa sadar aku pun ikut tertidur.

Mikasa POV

Saat kami berada di tempat tidur, tubuh ku secara refleks memeluknya.

Tubuh nya sangat hangat. Aku ingin terus memeluk nya setiap saat. Aku tidak akan membiarkan dia terbunuh. Dunia ini memang kejam. Karena itu aku akan melindungi nya. Apapun taruhannya.

Bersambung...

次の章へ