webnovel

9 Meninggalnya Nenek

Bertepatan dengan selesainya pernikahan Zahra dengan Brian. Di rumah sakit Dokter selesai mengoperasi nenek, namun kondisi sang nenek semakin melemah. dokter yang menangani Nenek meminta Vania untuk menghubungi Zahra agar segera datang kerumah sakit.

Di kediaman Brian usai melaksanakan pernikahan, Zahra di antar ke kamar utama dengan di antar seorang maid.

" Bibi bisa bantu saya melapaskan gaun ini ?"

" Baik nyonya "

" Bibi boleh tau siapa namamu bibi...?"

" Rima, panggil saya bibi Rima nyonya " Zahra tersenyum pada maid yang bernama Rima. dengan di bantu Rima Zahra melepas semua aksesoris yang menempel di kepalanya, saat akan melepas gaun pengantinnya dering ponsel milik Zahra.

Dengan cepat Zahra meraih ponselnya tertera nama Vania.

" Halo Vania bagaimana operasi Nenek ?"

" Zahra kenapa ponselmu tidak aktif, berapa kali aku menghubungimu ?"

" Vania ponselku habis batre, nanti aku ceritakan. sekarang katakan bagaimana keadaan Nenek ?"

" Cepatlah kamu datang kemari Zahra kondisi Nenekmu kembali kritis usai operasi."

" Apaaa... Nenek kritis, baik Vania aku akan kerumah sakit sekarang " tanpa melepas gaun pengantinnya Zahra keluar dari kamarnya. saat berada di tangga Zahra berpapasan dengan Brian.

" Mau kemana kamu Zahra ?" Brian menatap tajam Zahra.

" Kerumah sakit keadaan Nenek kritis "

" Kamu tidak akan kemana- mana cepat kembali ke kamarmu !" mendengar Brian melarangnya pergi, Zahra segera berlutut di kaki Brian.

" Aku mohon pertemukan aku dengan Nenek, kondisi Nenek kritis, mungkin ini yang terakhir kalinya aku bertemu dengannya hiks hiks "

Zahra terus memohon agar Brian mengizinkannya menemui sang nenek yang kondisinya kritis. Brian terus menatap Zahra yang berlutut di kakinya. namun pikiran jahat Brian terus menguasai hati Brian. dengan senyum penuh arti Brian membangunkan Zahra dan membisikan kata.

" Layani aku dulu, setelah itu aku sendiri yang akan mengantarmu, bagaimana Zahra " Brian mengatakan tepat di telinga Zahra.

Zahra menatap tidak percaya pada Brian, tapi jika dia tidak menuruti kemauan Brian, bisa di pastikan Zahra tidak akan bertemu dengan Nenek. dengan berat hati Zahra menuruti kemauan Brian.

Brian yang melihat Zahra bersedia melayaninya dengan senyum penuh kelicikan, dengan cepat Brian mengangkat tubuh Zahra ala bridal style, membawanya kekamar utama.

Brian membaringkan Zahra di tempat tidur tanpa menunggu lagi, Brian melepas gaun yang di pakai Zahra. tubuh putih mulus Zahra terlihat jelas di mata Brian. Dengan cepat Brian melumat bibir Zahra dengan rakus manis itu yang di rasakan Brian saat melumat bibir Zahra. lidah Brian menulusuri leher jenjang Zahra hingga ke gunung kembar Zahra. permainan lidah Brian terus kebawah hingga ke perut rata Zahra, tangan Brian menyentuh area sensitif milik Zahra. di bukanya kaki Zahra lebar-lebar terlihat pemandangan yang sangat indah milik Zahra yang berwarna pink, hanya melihat milik Zahra. Brian merasakan miliknya menegang sempurna, dengan gerakan cepat Brian melepas bajunya dan tanpa menunggu lagi, milik Brian menebus milik Zahra.

" Sakitttt...." Zahra meneteskan air matanya, untuk pertama kalinya Zahra melakukan hubungan suami istri bahkan untuk berciuman saja Zahra baru melakukannya dengan Brian.

' aaahhh..sempit sekali miliknya, aku baru merasakan sensasi yang luar biasa seperti ini, bahkan wanita yang tidur denganku tidak ada yang sesempit ini, bahkan nikmatnya tiada tandingnya. ' Brian terus memaju mundurkan miliknya hingga tak berapa lama miliknya berkedut. Brian menyemburkan cairan cintanya pada rahim Zahra. usai melakukan Zahra berjalan tertatih ke kamar mandi, untuk membersihkan badannya.

Brian yang sudah rapih dengan pakaiannya tak sengaja melihat bercak merah yang ada di seprai, entah kenapa hati Brian sedikit bahagia,

Tak berapa lama Zahra keluar dari kamar mandi, di liat Brian yang duduk di sofa menatapnya dengan tajam.

" Brian apa kita bisa pergi sekarang ?" Brian menatap Zahra dengan pandangan rumit, dilihatnya mata Zahra yang sembab. tanpa menjawab Brian keluar dari kamar, di ikuti Zahra dari belakang.

Sampai di halaman sebuah mobil Lamborghini berwarna merah telah terparkir dengan rapih, seorang lelaki berbaju hitam dan poster tubuhnya yang tinggi besar membuka pintu untuk Brian dan Zahra.

Selama dalam perjalanan hanya ada keheningan, Brian sibuk dengan ponsel canggihny tanpa berniat mengajak Zahra berbicara.

terdengar getar ponsel milik Brian, dengan cepat Brian mengangkatnya. " Tuan kondisi Nenek Zahra semakin kritis."

" Hhmm " Meski sedikit kaget namun Brian bisa mengendalikan perasaan.Tak berapa lama mobil memasuki halaman rumah sakit dengan cepat Zahra keluar dari mobil, Menatap Brian sebentar kemudian berlari meski merasakan nyeri di bagian bawah Zahra tidak memperdulikannya yang ada hanya ingin melihat neneknya. sampai di depan ruang IGD Vania yang sedang duduk langsung berdiri mendekati Zahra.

" Apa yang kamu lakukan Zahra, berapa kali aku menghubungimu tapi tidak satupun kamu angkat. kamu tau setelah selesai operasi kondisi Nenekmu menurun, dia ingin bertemu denganmu Zahra !!" Vania terus membrondong pertanyaan. tanpa menjawab pertanyaan vania Zahra menerobos masuk kedalam. diliatnya tubuh ringkih sang nenek begitu banyak kabel menepel ditubuhnya.

Zahra memeluk tubuh sang nenek.

" Nenek Zahra sudah datang, Nenek sudah berjanji bukan kalau nenek akan menjaga Zahra, Nenek katakan sesuatu Nek hiks hiks.."

" Zah..ra...maafkan Nenek, sayang pergilah sejauh mungkin dari sini, jangan pernah kembali lagi...dia ingin..." Pada saat Nenek akan mengatakan sesuatu tiba-tiba pintu ruangan terbuka terlihat Brian berjalan mendekati mereka, Nenek yang melihat Brian hanya menatapnya dengan tatapan penuh kemarahan. saat Nenek akan mengatakan sesuatu nafasnya mulai melemah, Zahra yang melihat kondisi Nenek keluar mencari dokter.

Entah kekuatan dari mana, Nenek tiba-tiba menarik tangan Brian dan berkata.

" Brianna kamu akan menyesal telah menyakiti Zahra...dia bukan keturu..." Nafas Nenek mulai naik turun, Dokter dengan cepat memberikan pertolongan namun takdir berkata lain. nenek di nyatakan meninggal.

Zahra tak kuasa menahan kesedihan hingga terjatuh tak sadarkan diri. Brian dengan sigap menangkap tubuh Zahra yang pingsan dan membawanya pergi.

次の章へ