"Safira, gimana?" tanya Eric lagi.
"Udah, jangan di paksa ah, Ric."
"Aku juga ga tau, Mas Eric. Kan soalnya yang tanya Mas Eric, bukan Mas Adrian. Jadi takut salah bicara."
"Tuh, Yan. Udah ada lampu hijau dari Safira. Tinggal di gas aja."
"Gas, gas. Apaan si Ric."
Adrian dan Safira sama-sama merasa malu. Layaknya seorang anak ABG yang sedang sama-sama jatuh cinta. Hingga akhirnya tatapan Adrian dan tatapan Safira saling bertemu. Mereka langsung tersipu malu dan tersenyum. Sepertinya mereka berdua memang mempunyai perasaan yang sama. Hanya saja Adrian masih belum juga mengungkapkan isi hatinya kepada Safira saat ini.
Akhirnya sekarang Adrian memilih untuk melanjutkan makan siang mereka. Sedangkan Safira melanjutkan melayani para pelanggan yang datang ke warungnya. Entah kapan Adrian akan mengutarakan isi hatinya kepada Safira.
*******
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください