Baru kali ini, melamunku sudah melebihi dari satu jam lebih. Pantas saja Bunda dari tadi sudah katakan seperti itu, tapi akunya malah diam seribu bahasa. Sekiranya, ada kepentingan sangat penting denganku. Seharusnya, sebisa mungkin menaruh kedua tangan dekat pundakku. Agar melamunku enggak lama seperti tadi.
Sumpah dari tadi aku ingat sama kenangan di masa lampau! Apabila benar Eneng masih ada wah... sudah pasti mendapatkan nasihat lagi. Biasanya, sahabatku tidak pernah memberikan nasihat seperti Eneng. Mungkin enggak enak atau bagaimana? Sehingga jarang pernah membiarkan itu semua termakan oleh omongan biasa, tapi punya unsur tersendiri.
Entah urusan pribadi atau urusan di mana pihak-pihak terkait berhak ikut campur? Setidaknya, aku sudah menahan itu semua. Jangan dulu menerima begitu saja! Kalau pun ada di sini sebisa mungkin berikan harapan cukup menarik, dan berusaha menghargai pendapat yang ada. Terkadang ketika sudah di depan mata, malah enggak bisa berkata apa-apa.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください