webnovel

156

Terbungkam secara pasti, otot-otot wajah yang menegang, gambaran ketakutan di balik manik kecoklatan, seakan berkata: 'matilah aku. Karena pasti begitu, hanya tinggal menunggu waktu hingga bilah pisau itu menyauat leher atau menghunus dadanya. Seperti adegan klimaks dari adegan film laga. Ashley reflek memejamkan mata. Berakhir sudah riwayatnya.

"Katakan padaku," Simon masih menggenggam pegangan pisau, meski kini benda tajam itu di letakkan di atas meja pantry, tetapi siapa tahu bahwa sebentar lagi benda itu akan bersarang di salah satu bagian tubuh Ashley. "Kau sedang mempermainkan ku yah?"

ロックされた章

webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください

次の章へ