Ingatan itu bertumpuk terus bertumpuk, semakin banyak, semakin padat dan semakin rapat. Seperti sebuah puzzle, potongan-potongan kecil itu kini saling terikat. Aku sibuk merangkainya menjadi satu.
Hingga akhirnya aku sadari, Jokerku hanya tersisa dua saja.
Satu untuk esok, dan satu lagi akan aku simpan untuk akhir cerita.
Kelinci pirang yang sudah tak bisa melompat.
***
Naoki terbangun dengan sakit kepala yang menyiksa. Ia tak lantas bangkit, membiarkan sakit itu sedikit demi sedikit membaik. Beberapa kali ia mengusap keringat dingin yang mengalir di pelipisnya.
"Kau sudah bangun, Naoki?" Makoto masuk ke dalam kamar Naoki dengan sebuah nampan berisi semangkuk kecil bubur gandum yang masih mengepulkan asap dan susu hangat.
"Aniki, aku sedang mual. Jangan beri aku susu." Suaranya serak dan lemah. Tangannya mengibas-kibas pelan.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください