Pada saat Han Xiao dan Ren Yanyu sampai di dapur, seluruh dapur sedang sangat sibuk, tapi ada satu tempat yang sangat tenang dan sepi. Sesosok gadis berambut hitam kecoklatan lurus sedang berkutat dengan sebuah adonan di tangannya.
Dahi Han Xiao menggernyit heran, dia tentu mengenal sosok gadis itu yang tak lain adalah Yang Shui.
"Sedang apa dia disini?" Setahunya Yang Shui bukanlah gadis yang senang memasak dan berkutat di dapur, gadis itu lebih terbiasa terlihat di lapangan pelatihan mengalahkan satu persatu prajurit kerajaan untuk melatih jurus-jurusnya.
"Apakah aku salah lihat?" Han Xiao mengerjapkan matanya lalu menggeleng pelan. Itu nyata, sosok itu adalah Yang Shui karena kini sosok itu mengarah padanya.
"Han kemari! Aku membuat kue kering dan beberapa sayuran," ujar Yang Shui dengan segera, para pelayan yang sedang berada di ruangan dapur langsung melihat kearah lambaian tangan Yang Shui.
Mereka melihat seorang pemuda berwajah riang dengan sosok gadis kecil yang imut dan manis berambut emas.
"Salam Pangeran Ketiga!" Mereka semua langsung membungkuk hormat pada Han Xiao seperti yang mereka lakukan pada Yang Shui pada saat gadis itu datang kemari.
Han Xiao mengangkat tangannya agar para pelayan melanjutkan aktifitas mereka lagi, dia membawa langkahnya yang diikuti oleh Ren Yanyu mendekati Yang Shui.
Tangan Yang Shui bergerak mengambil kue pada nampan yang terdapat di meja belakangnya, dia menyodorkan pada Han Xiao untuk dicicipi oleh pemuda tersebut.
"Baru kali ini aku melihatmu berada di dapur," ujar Han Xiao yang entah meledek atau memuji yang terselip dangan kalimatnya itu.
Ekspresi Yang Shui terlihat kesal dengan apa yang dikatakan oleh Han Xiao, dia sengaja datang ke dapur untuk membuat kue karena mengetahui dari Ren Yanyu baik Han Xiao ataupun Ne Zha sangat menyukai kue kering.
"Jadi mau atau tidak!" ketus Yang Shui.
Han Xiao terkekeh geli melihat tingkah Yang Shui, biasanya gadis ini akan terlihat sangat tenang dalam hal apapun. Bahkan suatu ketika ketenangan yang sangat dalam dari Yang Shui adalah ketakutan bagi para penghuni Istana.
Dengan penasaran Han Xiao mengulurkan tangannya mengambil kue dari tangan Yang Shui, perlahan pemuda itu memasukan kue tersebut kedalam mulutnya.
Wajah Han Xiao membeku, tangannya bergetar ringan diiringi tubunya yang mematung saat kue itu berhasil mencapai indra perasanya.
"Kue atau baja?" batin Han Xiao saat merasakan kue itu berasa seperti bubuk besi yang pernah secara tidak sengaja masuk ke mulutnya saat penempaan Kuai You Shengqi.
"Enak?" tanya Yang Shui dengan penuh harap.
"Enak." Han Xiao tersadar oleh pertanyaan Yang Shui, dia sungguh tidak tega untuk mengatakan bahwa kue yang dibuat oleh Yang Shui seperti serbuk baja yang diolah menjadi kue.
Entah apa yang dimasukan oleh gadis itu sehingga membuat kue dengan rasa seperti itu.
Ren Yanyu pensaran dengan rasa kue tersebut, dia meminta satu pada Yang Shui. Tapi tepat saat Ren Yanyu memasukan kue dalam mulutnya kue terlebut telah menghilang dari tangannya kue itu diambil oleh Han Xiao.
"Semua kue ini milikku, Yu'er kan bisa membuatnya sendiri," ucap Han Xiao dengan senyum lebar. Dia juga tidak tanggung mengambil nampan berisi kue di tangan Yang Shui memasukannya kedalam Cincin Spasialnya.
Ne Zha yang mengerjar mereka berdua pun kini telah sampai di dapur, tiba-tiba Han Xiao memiliki pikiran jahil pada otaknya untuk Ne Zha.
Sosok putri kekaisaran yang cantik, hebat, kuat, pintar seolah tanpa cela kini telah menunjukan sebuah cela kecilnya. Yang Mulia putri Yang Shui tidak bisa memasak. Han Xiao mencicipi sayur masakan Yang Shui, dia hanpir saja mengeluarkannya kembali. Rasa sayur itu sangat aneh, sayur yang seharusnya asin tapi Yang Shui memasaknya dengan sangat manis, juga rasa asam yang terdapat disana tidak bisa ditoleransi.
Namun sekali lagi Han Xiao menyembunyikan hal tersebut dan mengambil semua sayur yang dibuat oleh Yang Shui, dia tidak ingin orang lain memakannya. Sungguh rasa masakan yang sangat buruk dari berbagai makanan yang pernah Han Xiao cicipi.
Mata Yang Shui berbinar saat melihat Han Xiao mengambil semua sayur dan kue nya, dia senang karena masakan pertamanya habis tak bersisa.
"Lain kali aku akan memasak lagi untukmu," kata Yang Shui seraya melangkah pergi dari dapur.
Tubuh Han Xiao membeku, Yang Shui akan memasak lagi? Dia sungguh berharap untuk tidak berada disini saat Yang Shui memasak.
Perhatian Han Xiao kini berbindah pada Ren Yanyu yang tengah membentuk adonan yang telah dibuatnya, bersama Ne Zha disisi gadis kecil itu membantu membuat corak dengan garpu pada atas adonan kue kering tersebut.
Ne Zha menarik Ren Yanyu setelah melihat Han Xiao dan Yang Shui sedang berbicara, dia mengenal ekspresi Han Xiao yang sebelumnya dia lihat, ekspresi menyedihkan yang sebelumnya pernah dia lihat ketika Han Xiao mencicipi masakan dari kekasihnya di dunianya dulu.
Pemuda berwajah datar itu lebih memilih membuat kue dengan Ren Yanyu karena semakin cepat adonan terbentuk maka semakin cepat juga dia mendapatkan kue.
Han Xiao tentu tidak ingin kalah dari Ne Zha kalau menyangkut soal perut, dia bergegas menghampiri Ren Yanyu dan membentuk adonan menjadi bentuk lingkaran yang pipih, torehan garpu yang memperindah kue membuat Han Xiao dan Ne Zha teringat masa lalu.
Mereka sering membuat kue bertiga seperti ini, dengan Leyra yang membuat adonan pokok. Sementara dua pemuda itu bertugas untuk membentuk adonan dan menorehkan garpu untuk memberi kesan ciri khas. Mereka bertiga memberi nama kue tersebut Kue Garpu karena proses pembuatan terakhirnya menggunakan garpu.
Sebuah senyum lebar terpancar dari sudut bibir Ne Zha, pemuda itu merasakan hal yang sudah lama hilang dari dirinya. Dia ingin terus seperti ini untuk mengenang rasa tersebut.
Han Xiao disisi lain juga terlihat senang, walaupun secara darah dan hukum Han Xiao bukanlah kakak dari Leyra tapi hubungan mereka sangat dekat layaknya kakak dan adik, pun Leyra menganggap Han Xiao seperti kakaknya Ne Zha.
Jika saja waktu bisa berjalan lebih lambat kedua pemuda itu ingin terus seperti ini dengan gadis kecil yang berada di tengah-tengah mereka saat ini.
Tanpa disadari seluruh adonan telah habis terbentuk, Ren Yanyu segera membawa kue itu pada panggangan yang berada di dapur.
Dengan bantuan seorang pelayan Ren Yanyu meletakan semua kue yang telah dia, Ne Zha dan Han Xiao buat bersama di panggangan.
"Aku sungguh tidak sabar!" Han Xiao menggosok tangannya gemas.
Walaupun Ne Zha tidak berbicara seperti Han Xiao tapi raut wajahnya sudah menunjukan bahwa dia tidak sabar.