"Perempuan mau di dunia manapun tetap sama," batin Han Xiao setelah menunggu lama Bing Xing dan Ren Yanyu yang sedang bersiap-siap.
Menit bertambah barulah Ren Yanyu keluar dari kamarnya, pandangan Han Xiao terpaku pada Ren Yanyu gadis kecil itu sangat cantik berbalutkan jubah biru putih yang diberinya. Rambut emasnya terurai panjang seperti air terjun.
"Yu'er sangat cantik." Han Xiao mencubit hidung Ren Yanyu dengan gemas.
"Abaaang Haaaaan! Sakiiiit!!" teriak Ren Yanyu seraya memukul-mukul tangan Han Xiao.
"Siapa suruh Yu'er begitu cantik dan imut, jadi Bang Han ingin mencubitmu terus," ucap Han Xiao lalu mencubit pipi Ren Yanyu.
"Abaaaaaaaang!!!" Ren Yanyu kesal lalu memukul-mukul tubuh Han Xiao.
***
Sekelompok gadis dengan pakaian sama sedang berbincang dengan serius, mereka adalah murid luar dari Sekte Musim Semi Kosong yang sedang menyusun rencana pemburuan siluman malam ini.
Slap!!!
Sebuah bongkahan seperti pisau melintas dan memotong helai rambut salah satu gadis di kelompok tersebut, hanya beberapa inci saja dari lehernya jika dia bergerak sedikit mungkin dia akan terluka parah.
"Kuraaaaaaang ajaaaaaaaaaaar!!!" teriakan nyaring menyadarkan dari keterkejutan mereka.
Kelompok gadis itu mengalihkan pandangan mereka pada tangga, disana terdapat seorang pemuda tampan sedang lari terbirit-birit.
Salah satu gadis dari kelompok tersebut mengenali pemuda itu dan mengerutkan dahinya bingung. "Bukankah itu senior yang akan berburu siluman dengan kami?" gumamnya heran.
"Gadis es!!! Berhenti bermain! Itu tidak lucu sungguh! Lihatlah betapa tajamnya bilah bilah es mu itu!" Pemuda itu tak lain adalah Han Xiao, dia dikejar oleh Bing Xing.
"Tidak lucu ya?" suara Bing Xing terdengar sangat dingin menyebabkan Han Xiao yang mendengarnya bergidik. Baru kali ini dia merasakan ketakutan pada gadis.
"I... Iya tidak lucu!" ujar Han Xiao.
"Kenapa kalian berdua bertengkar seperti itu?" suara indah memecahkan suasana tegang di ruangan lantai pertama penginapan Musim Semi.
Han Xiao menghela napas lega dia yakin Bing Xing akan berhenti menyerangnya. Bukan tidak bisa dia melawan tetapi karena dia merasa bahwa sedikit bersalah, tadinya dia hanya ingin bercanda tetapi karena kontrol terhadap Teknik Sihir api nya masih buruk dia tidak sengaja membakar baju yang dikenakan oleh Bing Xing.
Bing Xing secara spontan menggunakan Teknik Sihir es nya untuk memadamkan api di pakaiannya, juga ia melapisi tubuhnya dengan es agar tidak ada yang melihat tubuhnya.
"Sudahlah, ayo cepat kalian berangkat agar waktu kalian juga tidak banyak terbuang." Sekali lagi Fu Daiyu berkata.
Bing Xing menatap Han Xiao dingin sebelum pergi melenggang meninggalkan penginapan Musim Semi.
Han Xiao tersenyum canggung saat melihat banyak tatapan mata yang terarah padanya, dia hendak pergi menyusul Bing Xing namun Han Xiao teringat Ren Yanyu yang tertinggal dikamar.
Segera Han Xiao berlari menuju lantai teratas dari penginapan Musim Semi untuk menjemput Ren Yanyu.
***
"Di daerah inilah terdapat banyak siluman," ucap salah seorang murid luar Sekte Musim Semi Kosong.
"Ya aku merasakan aura siluman yang tebal dari arah sana." Bing Xing angkat suara, memang sejak dia dan rombongan menginjakan kaki di hutan ini dia merasakan banyak aura aneh.
Scressss...
Suara deras pecrikan air terdengar nyaring di telinga rombongan Han Xiao, semuanya segera kembalikan tubuh mereka dan mendapati sesosok wanita yang keluar terbang dari sungai.
"Ini lebih mirip zombie," batin Han Xiao.
Sosok wanita itu berjalan dengan cara yang aneh, dia akan menggerakkan kepala, tangan dan bahunya seperti patah-patah. Itu persis seperti zombie yang Han Xiao tonton di dunia sebelumnya.
Scresss...
Scresss...
Beberapa sosok juga berterbangan dari sungai ad lelaki juga wanita, wajah mereka sangat pucat seperti mayat. Tetapi Han Xiao tidak mengira bahwa itu adalah mayat, mereka secara alami adalah makhluk hidup yaitu siluman.
"Siluman sungai!" ujar Bing Xing, dia segera bergerak ke depan Ren Yanyu untuk melindungi gadis kecil tersebut.
Semakin banyak siluman yang berlompatan keluar dari sungai, beberapa tumbuh lumut di tubuh mereka, ada yang memiliki bagian tubuh ikan apakah itu tangan yang menjadi sirip, punggung yang memiliki sirip seperti ikan dan bahkan ada yang memiliki insang di rahang mereka.
"Ayo selesaikan dengan cepat, aku ingin beristirahat dan melanjutkan perjalanan," ucap Han Xiao.
"Yu'er diam disini, jika ada siluman yang mendekat fokuskan fikiran seperti yang sudah Abang Han ajarkan. Nanti akan ada api yang mengitari tubuh Yu'er untuk melindungi Yu'er dan bahkan menyerang siluman jelek itu," lanjut Han Xiao.
Ren Yanyu mengangguk mantap pada Han Xiao. "Abang Han hati-hati."
Han Xiao menjawab dengan anggukan. "Cuma butuh satu tebasan untuk bunuh siluman jelek itu," kata Han Xiao seraya tertawa.
Tidak jauh dari Han Xiao beberapa murid luar Sekte Musim Semi Kosong menatapnya aneh, menurut mereka Han Xiao tidak lebih dari manusia biasa karena tidak memiliki aura seorang Kultivator.
"Jangan banyak berbual, jika kau mati gadis itu tak akan menemanimu," cibir seorang murid luar Sekte Musim Semi Kosonb dengan sarkastik.
"Aku? Mati?" Han Xiao menatap aneh pada gadis tersebut.
"Apa yang bisa dilakukan manusia biasa se–"
Aaaaaaaaarrrrrghhhhh...
Belum sempat gadis itu menyelesaikan perkataannya, teriakan nyaring terdengar keras di telinganya.
"Kau meremehkan Abang Han! Bahkan seratus orang sepertimu akan bernasib sama dengan siluman tersebut jika kau menyerangnya," ejek Ren Yanyu.
Gadis itu ingin mengelak dan membuktikan bahwa dirinya mampu, dengan cara membunuh siluman lebih banyak dari Han Xiao. Tetapi apa daya dia Kultivator biasa di Alam Perak pertama, hanya melawan beberapa siluman saja dia membutuhkan banyak waktu.
Bing Xing menggelengkan kepalanya dari jauh, walaupun dengan kekuatan besar yang sekarang dia miliki masih akan berpikir panjang untuk melawan Han Xiao. Kejadian di penginapan dia sungguh tidak paham dengan Han Xiao yang mundur ketakutan olehnya.
Ya, memang karena murid luar Sekte Musim Semi Kosong itu tidak mengetahui kekuatan Han Xiao juga pula dia melihat Han Xiao yang ketakutan oleh Bing Xing yang membuatnya berani mengejek Han Xiao.
Aaaaaaaaaarggghhh...
Rentetan suara melengking terdengar lagi, murid-murid Sekte Musim Semi Kosong melihat ke arah suara tersebut.
Di sana terlihat Han Xiao yang sedang menyarungkan pedangnya, disekitar Han Xiao terdapat banyak siluman yang sudah tidak memiliki kepala yang perlahan menjadi abu berterbangan.
"Lihatlah wajahmu," ujar Ren Yanyu pada murid luar Sekte Musim Semi Kosong yang tadi mengejek Han Xiao.
Wajah gadis itu sudah pucat dia sudah memakan banyak energi untuk memasok Alat Roh di tangannya, juga dia ketakutan dengan kekuatan yang ditunjukan oleh Han Xiao.
"Sudah cukup bermainnya," kata Han Xiao lalu dia menatap Bing Xing.
"Lakukan Kekuatan Cahaya Es padaku," pinta Han Xiao.
"Apa yang ingin kau lakukan?" tanya Bing Xing heran.
"Membekukan sungainya." Han Xiao menunjuk sungai.
"Tetapi Kekuatan Cahaya Es hanya berfokus pada satu titik," tolak Bing Xing.
"Maka dari itu aku meminta kau melakukannya padaku," jelas Han Xiao dengan tidak sabar.
"Apakah kau gila?" bentak Bing Xing.
Han Xiao berjalan ke tepi sungai dan melihat ke setiap sudut sungai yang memiliki bayangan hitam berenang seperti ikan besar.
"Mereka berjumlah ribuan di dalam sana, jika membunuhnya satu persatu akan memakan waktu dan tenaga aku tidak ingin melakukan hal itu." Han Xiao menunjuk sungai.
"Lebih baik lakukan saja apa yang kuminta," tegas Han Xiao.
Bing Xing menganggap bahwa Han Xiao gila kali ini lantaran dia sendiri mengetahui seberapa dingin dan kuatnya Ke kuat Cahaya Es, tetapi melihat tekad dan keseriusan di mata Han Xiao dia menjadi ikut terbius.
Setelah menghela napas dia berjalan mendekati Han Xiao.
"Bersiaplah," ucapnya.
Han Xiao mengangguk dan memperhatikan Bing Xing yang mulai membuat mudra tangan.
Cahaya mulai terbentuk saat Bing Xing menyelesaikan mudra tangan, suhu udara mulai menurun drastis sementara embun terkumpul di sekeliling Bing Xing.
"Kekuatan penuhnya," batin Han Xiao, dia sedikit gugup karena tidak mengetahui apakah tekhnik yang berada dalam ingatannya akan berjalan atau tidak.
Jika berjalan sesuai harapannya dia pasti akan beristirahat dengan cepat dan jika gagal dia juga akan beristirahat tetapi dengan luka yang parah.
Cahaya biru terang menghiasi gelapnya malam, suhu sudah sangat mendingin bahkan air di sungai menunjukan tanda-tanda membeku.
"Tembakan pada tanganku sesuai aba-aba dariku," teriak Han Xiao.
Bing Xing mengangguk paham.
Han Xiao mengambil posisi dan membentuk mudra tangan Kai dan To lalu memandang Bing Xing.
"Lepaskan sekarang!" teriak Han Xiao agar terdengar jelas oleh Bing Xing, bukannya tidak terdengar jika pelan hanya saja penurunan udara dan suara bising dari Kekuatan Cahaya Es mengganggu telinga.
Cahaya biru melesat dari tangan indah Bing Xing saat selesai menembakan cahaya tersebut Bing Xing menatap serius dan khawatir pada Han Xiao.
Begitu juga dengan Ren Yanyu dia sangat kawatir dengan keselamatan Han Xiao, dia secara kasar mengetahui kekuatan dari Kekuatan Cahaya Es. Ren Yanyu melihat dengan mata kepalanya sendiri Ming Kui yang membeku dan hancur berkeping-keping.
Cahaya biru menghantam tubuh Han Xiao, hanya ada cahaya biru yang memenuhi tempat berdirinya Han Xiao tadi.
"Abaaaaaang Haaaaaan!!!" Ren Yanyu berteriak dan berlari menuju Han Xiao yang sedang dilahap oleh cahaya biru.
Kobaran api keluar dari tubuh Ren Yanyu, tangan gadis kecil itu dipenuhi dengan api berwarna emas. Ren Yanyu berlari untuk membantu Han Xiao yang mungkin menurut dirinya kedinginan disana, Ren Yanyu ingin membantu Han Xiao.
Tetapi belum sampai Ren Yanyu di tempat Han Xiao berdiri, Bing Xing sudah menghadangnya dengan ayunan tangan Bing Xing memadamkan api yang berada disekujur tubuh Ren Yanyu.
"Jangan mendekati Han Xiao, jika konsentrasinya terganggu akan ada kemungkinan buruk terjadi," ucap Bing Xing seraya memegang erat tangan Ren Yanyu.
Api kembali berkobar dan bahkan lebih ganas. "Lihat disana! Abang Han akan membeku kedinginan!" teriak Ren Yanyu seraya menarik-narik tangannya ingin lepas dari cengkraman Bing Xing.
Bing Xing menggelengkan kepalanya. "Percayalah, Han Xiao adalah pembuat keajaiban."
Benar saja saat Ren Yanyu sedang berjuang melepaskan tangannya, cahaya biru yang melahap Han Xiao secara perlahan memusat dan membentuk sebuah bunga es.
Shhhhh....
Bunga es itu perlahan menjadi padat lalu terbang keatas kepala Han Xiao yang mulai terlihat.
Ren Yanyu menenangkan dirinya, dia menghela napas lega karena melihat Han Xiao baik-baik saja.
"Huft nyaris saja," gumam Han Xiao, dia nyaris gagal melakukan tekhnik tersebut.
Dia segera menatap sungai. "Selamat tinggal makhluk jelek."
Booom!!!
Han Xiao melemparkan bunga es tersebut ke sungai, dan ledakan keras terjadi. Dengan cepat sungai yang memiliki panjang ribuan meter tersebut membeku.
Kelompok murid luar dari Sekte Musim Semi Kosong tercengang dengan apa yang dilakukan oleh Han Xiao, jika mereka tidak melihatnya dengan mata kepala mereka sendiri, mereka tidak akan percaya dengan hal tersebut.
"Baiklah kita selesaikan ini," ucap Han Xiao. "Kalian menjauh lah tiga ratus meter dari sungai, ini sangat berbahaya," titah Han Xiao.
Bing Xing dan Ren Yanyu adalah yang pertama bereaksi, mereka berdua sangat percaya dan yakin dengan apa yang dikatan Han Xiao karena apa yang dilakukan oleh pemuda tersebut selalu memiliki alasan.
"Apa yang kalian tunggu?" tanya Han Xiao pada kelompok murid luar Sekte Musim Semi Kosong.
"Ah iya." ucap gadis yang menjemput Han Xiao di kamar penginapan.
Mereka segera menjauh dari lokasi Han Xiao sesuai arahan dari Han Xiao.
"Kalian sangat merepotkan, walaupun lemah tapi jumlah kalian sangatlah banyak." Han Xiao menggelengkan kepalanya.
Seberkas cahaya hitam keluar dari tangan Han Xiao, itu seperti api tetapi tidak memiliki suhu.
"Kalian akan dibunuh oleh asal kalian." Han Xiao terkekeh pelan lalu melemparkan api hitam tersebut pada sungai yang telah membeku.
Dalam sekejap saja api mulai menyebar ke seluruh sungai, es sepanjang sungai itu mulai meleleh dan mengembun.
"Hanya Kekuatan Cahaya Es yang memiliki kekuatan seperti ini, kekuatan itu membekukan semua yang berbentuk entitas nyata. Jika entitas itu membeku dan es dilelehkan maka dia akan ikut meleleh." Han Xiao bergumam pelan seraya memahami lebih jauh Kekuatan Cahaya Es.
Sangat menakutkan, hanya itu yang berada di pikiran Han Xiao.
Itu jugalah yang membuat dia ketakutan dengan Bing Xing di penginapan, bongkahan es yang di tembakan padanya mengandung aura serta kekuatan dari Kekuatan Cahaya Es. Akan kesulitan baginya jika terkena bongkahan tersebut.
"Baiklah saatnya beristirahat," ucap Han Xiao lalu berlari pergi menuju arah yang diambil oleh Bing Xing dan kelompok murid luar Sekte Musim Semi Kosong.
***
Saat Han Xiao sudah pergi jauh, di tempat tadi dia membekukan dan mengembunkan sungai ada dua sosok datang dan menatap sungai.
"Siapa pemuda itu? Aura nya sangat mirip denganmu," ucap seorang wanita pada pria tampan di sisinya.
"Jika kau bertanya padaku, aku bertanya pada siapa?" kata pria tampan tersebut.
"Apakah kau mengambil murid setelah sekian lama?" tanya wanita itu lagi.
"Murid? Aku masih tidak terpikirkan untuk mengambil murid, tetapi pemuda itu sungguh menarik," jawab pria itu.
"Jadi itu juga bukan murid mu?"
"Kau terus bertanya seolah tidak ada habisnya!" ujar pria itu sedikit kesal.
Wanita itu hanya terkekeh lalu mengajak pria itu pergi lagi.