_20 tahun kemudian_
"TIDAK! Krisna tidak mungkin meninggal!" pekik KIrana.
"Kami memang belum menemukan semua penumpang dan awak kabin, Nyonya. Tapi, kemungkinan Kapten Krisna selamat itu hanya 10 persen saja," jawab petugas itu.
Kirana menoleh ke arah ibu mertua dan adik iparnya. "Krisna menghubungi aku sesaat sebelum pesawat yang ia kendarai lepas landas. Dia tidak mungkin meninggal. Seharusnya pesawatnya sudah sampai di Batam," kata Kirana dengan air mata berderai. Ia bergegas meraih ponselnya dan memencet tombol dial menghubungi nomor ponsel Krisna. Namun nomor yang ia tuju tidak aktif.
"Apa sudah dtemukan titik hilangnya pesawat?" tanya Zalina, dengan suara bergetar. Wanita yang biasanya tegar itu tampak rapuh dan merasakan takut. Meski ia memiliki 3 anak angkat dan masih ada Arlina si bungsu, tetap saja ia merasa begitu takut jika memang Krisna meninggal dunia.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください