Pagi-pagi sekali Damian sudah ke kantor. Bukan karena banyaknya pekerjaan, tapi karena ia penasaran dan menunggu Aruga untuk bertanya tentang Riris tentu saja. Bagaimana mungkin ada wanita yang sangat mirip. Almarhum Arista juga tidak pernah menceritakan apapun padanya dulu. Dan, sekarang Damian dilanda rasa penasaran yang luar biasa.
Sementara Aruga masih di rumah menikmati sarapan pagi yang di siapkan oleh Arasy.
"Kapan kau 'dinas' ke Bandung, Mas?" tanya Arasy sambil menikmati nasi goreng buatannya. Aruga langsung tersedak mendengar pertanyaan sang istri. Sementara Khanza yang kebetulan duduk di samping Aruga langsung memberikan segelas air kepada menantunya itu.
"Hati-hati, dong."
"Iya, bu. Terimakasih, bu," jawab Aruga. Arasy yang melihat hal itu hanya tertawa kecil. 'Lihat saja, mulai hari ini aku yang akan membuat hidupmu tidak tenang, Mas,' kata Arasy dalam hati.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください