Semua orang sedang menunggu keputusan wasit.
Tetapi, hasilnya sungguh kejam.
Peserta Mei Yaxuan, didiskualifikasi dari babak final karena melompat duluan.
Bagaikan sambaran petir di siang bolong.
Mei Yaxuan langsung menangis dengan getir di tempat.
Yun Hua mengatupkan bibirnya erat-erat.
Ini adalah kompetisi, ini adalah turnamen.
Kejam sampai titik ekstrim.
Meski setelah kepergian Mei Yaxuan saingannya berkurang satu, tetapi Yun Hua tidak merasa senang. Karena tidak peduli Mei Yaxuan didiskualifikasi atau tidak, tujuannya adalah juara pertama, standar A Olimpiade!
Tetapi peristiwa Mei Yaxuan ini juga mengingatkan Yun Hua.
Semakin besar skala kompetisi, semakin bising arena, maka akan semakin sulit mendengar suara tembakan start dari wasit.
Dalam atletik, apabila melompat duluan satu kali, masih ada kesempatan yang kedua.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください