95. Masuk ke Apartement Edward

Alesia tengah duduk, sambil menopang dagu miliknya, apa yang di katakan oleh kakaknya membuatnya tidak percaya jika selama ini kakaknya adalah seorang pembunuh dan tergabung dalam organisasi terbesar di dunia. Apa itu mungkin? Ia telah mengenal kakaknya, bagaimana itu bisa terjadi? Kapan? Bagaimana? masih menjadi pertanyaan terbesar di kepala Alesia.

Seperti tersambar petir di siang hari gadis itu, menjadi lebih sering melamun.

Bahkan, teman yang di anggap sebagai teman baik adalah seseorang yang telah memanfaatkannya.

"William, Lucas, mereka semua pria brengsek. William memanfaatkanku, Lucas menyukai gadis itu. Huh! Kakak seorang pembunuh, kenapa hidupku se sial ini," dia merebahkan kepalanya di atas meja kerja di kantor. "Kenapa?" tanyanya lagi di dalam hati, ia mengacak rambutnya, ia cukup frustasi karena hal itu.

Beberapa saat setelah dia tertidur, seseorang datang membawa sebuah pipa besi dan memukul kepala gadis itu dengan pipa berkali-kali, hingga kepala Alesia, hancur.